parboaboa

Kemarau Masih Jauh Tapi Jakarta Udah Panas Banget, Mengapa?

Sondang | Metropolitan | 18-04-2023

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa suhu panas yang terjadi di Jakarta belakangan ini disebabkan karena posisi semu matahari tengah berada di sekitar ekuator. (Foto: Parboaboa/Rini)

PARBOABOA, Jakarta – Wilayah Ibu Kota belakangan ini terus diselimuti panas terik yang sangat menyengat kulit. Berdasarkan laporan dari Weather.com, pada Selasa (18/4/2023) pukul 14.30 WIB, suhu di Jakarta mencapai 31º Celsius.

Namun, karena tingkat kelembapan udara mencapai 71 persen dan Indeks Ultraviolet (UV) dalam kondisi bahaya sedang, suhu terasa seperti 39º C.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memprediksi adanya hujan ringan hingga sedang yang akan mengguyur Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan pada pagi hingga siang hari.

Sementara pada sore hingga malam hari, Jakbar dan Jaksel diprediksi akan diguyur hujan. Namun, hujan tak kunjung datang.

Lalu, apakah musim kemarau sudah tiba? Jawabannya tidak. BMKG memprediksi bahwa musim kemarau untuk wilayah DKI Jakarta terjadi pada Juni 2023. Sedangkan wilayah yang diprediksi kemarau pada April adalah Aceh hingga Maluku Utara.

Menurut Senior Forecaster BMKG, Muhammad Hakiki, suhu panas ini disebabkan karena posisi semu matahari pada Maret-April yang berada di sekitar ekuator. Kemudian menunjukkan fase gerak semu ke utara hingga Juni mendatang.

"Yang berdampak penyinaran matahari lebih optimum di wilayah Indonesia selatan ekuator pada beberapa waktu ke belakang," ujarnya kepada wartawan, Selasa (18/4/2023).

Hakiki menjelaskan, cuaca cerah berawan pada pagi dan siang hari menandakan bahwa awan yang menghalangi sinar matahari relatif berkurang.

"Kondisi tersebut dapat memicu penerimaan radiasi matahari menjadi cukup baik di permukaan dan suhu yang cukup terik terutama pada siang tengah hari," imbuhnya.

Terpisah, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan bahwa cuaca panas terik di siang hari yang terjadi belakangan ini adalah hal yang normal.

"Normal saja, ini hal yang normal. Artinya belum memasuki El Nino. El Nino itu masih diperkirakan nanti kira-kira bulan Juni lah," kata dia, Sabtu (15/4/2023).

Kendati demikian, Guswanto mengimbau masyarakat, terutama di wilayah Jabodetabek, untuk tetap tenang serta waspada terhadap terjadinya potensi cuaca ekstrem.

"Baik itu hujan ekstrem yang hujan tiba-tiba, tapi durasinya singkat tapi lebat disertai angin kencang ya kadang-kadang. Kedua, fenomena angin kencang sama terjadinya suhu yang cukup terik pada siang hari," tuturnya.

Sementara bagi umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa, Guswanto meminta agar minum air yang cukup saat sahur.

"Nah, bagi yang non muslim barangkali lebih banyak minum air putih untuk menjaga ke mana pergi bisa tetap membawa air putih supaya mengurangi dehidrasi," tutur dia.

Guswanto juga mengimbau agar masyarakat selalu memantau dan mengupdate informasi cuaca dari BMKG melalui call center 196, media sosial infobmkg, serta telepon pintar dari BMKG.

"Dan bagi saat ini yang mudik, ada jalur mudik yang khusus disiapkan oleh BMKG, dalam infobmkg itu kelihatan, jalur tol mana ke mana itu akan kelihatan apakah hujan perkiraannya atau cerah perkiraannya," sambung Guswanto.

Editor : Sondang

Tag : #BMKG    #Jabodetabek    #Metropolitan    #Musim Kemarau    #Gelombang Panas   

BACA JUGA

BERITA TERBARU