PARBOABOA, Jakarta - Pro-kontra wacana penambahan pemain asing di liga 1 2024/2025 terus bergulir.
Sebelumnya, melalui RUPS, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) berencana menambah kuota pemain asing di liga 1 menjadi 8 orang dari 5+1.
Kebijakan ini disebut-sebut untuk menekan harga pemain lokal yang katanya terus meroket.
Selain itu, PT LBI dan PSSI menginginkan adanya daya saing klub-klub Indonesia di pentas internasional.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga mengatakan kebutuhan untuk mendatangkan pemain asing sudah sangat mendesak agar liga di Indonesia semakin kompetitif.
"Supaya pemain lokal ini bisa bersaing dengan pemain naturalisasi," kata Arya Sinulingga.
Sementara itu, Direktur Operasional PT LIB, Asep Saputra mengungkapkan dua alasan penting mengapa mendukung wacana tersebut.
Pertama, kata dia, untuk menyesuaikan globalisasi di mana kabarnya AFC akan membebaskan pemain asing. Dan kedua, dari sisi teknis untuk meningkatkan kualitas liga.
Saat ini aturan tersebut memang masih berupa draft. Tetapi Asep mengatakan akan ada kejutan di mana tidak ada lagi batasan untuk pemain asing.
"Kita harus mempersiapkan sekaligus mengukur, harus diakui kondisi kita saat ini belum ideal," cetus Asep.
Untuk diKetahui, saat ini kompetisi Indonesia memang terpuruk di peringkat ke-28 Asia sehingga tidak mendapatkan jatah tiket langsung ke AFC Champions League (ACL) Elite.
Arema merupakan klub terakhir Indonesia yang bertanding di pentas itu pada 2011 lalu.
Tak hanya itu, klub-klub Indonesia juga kesulitan menembus babak utama ACL sebagaimana yang dialami Persija Jakarta hingga Bali United. Baik Persija dan Bali langkahnya terhenti di babak playoff dan harus turun level ke Piala AFC.
Beda dengan PSSI dan PT LBI, Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) menolak wacana tersebut.
Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa menegaskan penolakan tersebut bukan karena para pemain lokal takut bersaing dengan para pemain asing yang akan hadir.
Melainkan, karena APPI, tegas Andritany memikirkan nasib pemain lain yang berpotensi kehilangan pekerjaan dengan hadirnya delapan pemain asing dalam satu klub di Liga 1.
Bukan karena persaingan, melainkan, demikian ia menegaskan, "kita ketika memutuskan turun menjadi seorang professional, kita itu sudah siap untuk bersaing dengan siapapun,” kata Andritany kepada wartawan, Rabu (26/6/2024).
"Kita tidak memperjuangkan nama kita yang di sini. Tapi kita di sini memperjuangkan orang-orang yang media enggak tahu siapa mereka di sana. Itu yang kita perjuangkan," tambahnya.
Kiper Persija Jakarta itu sekali lagi menegaskan para pemain lokal sama sekali tak ciut bersaing dengan pemain asing karena persaingan memang bagian dari pekerjaan mereka.
“Kalau soal persaingan, kita siap bersaing dengan siapapun. Kalau mereka mengatakan kita takut bersaing dan lain-lain, itu enggak, enggak. Ketika kita turun ke profesional, kita siap bersaing dengan siapapun," tutup Andritany.