PARBOABOA, Pematangsiantar – Keseriusan Walikota Pematangsiantar, Susanti Dewayani, untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pematangsiantar 2024 ini dikonfirmasi langsung oleh Partai Amanat Nasional (PAN).
Ketua Pemenangan Pemilu Daerah PAN, Yowanda Rahmazam, menyampaikan bahwa Susanti, sebagai calon petahana, sudah mendaftarkan diri ke beberapa partai politik untuk maju dalam Pilkada.
“Itu bukti keseriusan Ibu untuk maju dalam kontestasi Pilkada 2024 ini,” ungkap Yowanda saat ditemui Parboaboa, Selasa (30/7/2024).
Yowanda menambahkan, sempat beredar isu bahwa Susanti tidak akan maju dalam Pilkada 2024. “Tapi isu itu sudah ditepis dengan Ibu mendaftar ke beberapa partai,” sambungnya.
Diketahui, Susanti sudah mendaftar ke beberapa partai, diantaranya Nasdem, PKS, Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Hanura, Perindo, termasuk PAN.
Pihaknya mengaku belum sempat menjalin komunikasi ke dua partai seperti Golkar dan PDIP.
Meski demikian, Yowanda menyebutkan bahwa PAN tidak menutup kemungkinan untuk berkolaborasi dengan partai manapun.
Pada Pilkada 2020 lalu, Susanti maju sebagai wakil calon walikota berpasangan dengan Asner Silalahi.
Saat itu, pasangan ini mendapatkan dukungan dari seluruh kekuatan partai politik hingga akhirnya maju melawan kotak kosong.
Namun, pada kontestasi Pilkada kali ini, Yowanda menyebut peluang untuk mendapat dukungan penuh seperti sebelumnya sangatlah kecil.
“Kalau kemarin kami mendapat kursi yang banyak (di DPRD) pasti bisa, namun saat ini PAN juga tidak terlalu kuat,” ungkapnya.
Yowanda menilai koalisi yang akan dibangun PAN dengan beberapa partai nantinya akan dilawan oleh salah satu koalisi lain yang mengusung sosok yang juga punya elektabilitas tinggi.
Lebih lanjut, Yowanda menyebutkan, PAN sudah mendengar terkait rumor pemasangan Susanti dengan ketua DPC Hanura Pematangsiantar, Ronald Darwin Tampubolon.
“Siapapun yang akan disandingkan dengan Ibu kemungkinan dari partai yang sudah kita jalani silaturahmi,” ungkap Yowanda.
Menurutnya, pemilihan bakal calon wakil walikota pendamping Susanti untuk maju dalam kontestasi Pilkada nanti, akan dipertimbangkan dari berbagai aspek termasuk kesamaan dalam visi dan misi.
Yowanda pun tidak menampik bahwa komunikasi politik PAN paling baik dijalin dengan Partai Hanura.
“Termasuk ke PKS juga,” sambungnya.
Yowanda juga berbicara terkait peluang Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang dibentuk saat Pemilihan Presiden (Pilpres) kemarin, diterapkan dalam ajang Pilkada kali ini.
Menurut dia, KIM tidak cocok untuk diterapkan dalam konteks politik di daerah.
“Walaupun dari sananya berharap bahwa koalisi di daerah mengikuti koalisi nasional,” ungkap Yowanda.
Keseriusan Susanti juga sempat dipertanyakan karena tidak adanya spanduk atau baliho yang menegaskan keikutsertaannya dalam Pilkada nanti.
“Mereka lupa, kalau Ibu masih menjabat, jadi belum bisa dan harus melepas jabatannya dulu,” ungkap Yowanda.
PAN Terima Pendaftaran Calon Lain
Meski mantap mengusung Susanti, PAN tetap menerima semua pendaftaran dari pihak yang ingin maju dalam Pilkada nanti.
Sampai saat ini, PAN sudah menerima lima berkas pendaftaran dari bakal calon Walikota Pematangsiantar.
Walau demikian, Yowanda merasa heran dengan banyaknya jumlah kandidat yang mulai memasang spanduk dan baliho di Kota Pematangsiantar.
“Sejauh apa keseriusan mereka? Tiket dari partai juga sudah tutup semua. Mereka mau maju dari mana?” ucap Yowanda.
Bagi PAN sendiri, sejauh ini masih berniat untuk memajukan kader mereka sendiri dalam Pilkada 2024 November mendatang. Susanti sendiri merupakan Ketua DPD PAN Kota Pematangsiantar.
“Kalau ada kader kita sendiri, kenapa enggak?” ungkap Yowanda.
Selain dukungan partai, PAN juga berharap akan didukung oleh berbagai organisasi yang ada di Kota Pematangsiantar.
“Selama ini Ibu menjalin hubungan baik ke organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, organisasi keolahragaan, juga organisasi keagamaan,” ungkap Yowanda.
Yowanda menilai, di masa kepemimpinan Susanti, organisasi keagamaan mendapatkan perhatian khusus dan diberikan ruang untuk menjalankan ajaran agama masing-masing di ruang publik.
“Ini terbukti dari kita yang awalnya peringkat ratusan menjadi peringkat ke-11 dalam hal toleransi,” pungkasnya.
Editor: Norben Syukur