parboaboa

Fakta Satanisme dan Asal Usul Keberadaanya

Kathleen | Discovery | 02-03-2023

Simbol Pentagram (Foto : Pinterest @imaginarypetbat)

PARBOABOA - Sebagaimana di negara lain, Satanisme juga dikenal di Indonesia. Namun, keberadaan kelompok-kelompok atau organisasi yang mengidentifikasi diri mereka sebagai pengikut Satanisme di Indonesia masih diperdebatkan.

Pasalnya, Di Indonesia, kepercayaan pada agama atau kepercayaan yang berhubungan dengan Setan atau Iblis dilarang oleh undang-undang, dan beberapa kelompok yang dianggap memiliki hubungan dengan Satanisme telah dianggap sebagai organisasi terlarang oleh pemerintah.

Namun, Baru-baru ini seorang komika bernama Mongol telah membicarakan secara terbuka tentang Gereja Setan (Church of Satan) atau Local Satanic Church yang diduga masih ada di Indonesia, dalam sebuah podcast terbaru milik Deddy Corbuzier.

Menurut Mongol, kelompok yang disebut Local Satanic Church atau Gereja Setan lokal di Indonesia adalah sebuah sekte yang masih aktif dan memiliki kehadiran di beberapa wilayah di Jakarta, seperti Tanah Abang, Kelapa Gading, dan Pondok Indah.

Dalam podcast tersebut yang berdurasi 44 menit 25 detik, Mongol banyak bercerita tentang pengalamannya sebagai mantan jenderal besar Gereja Setan di wilayah Asia.

Di luar negeri, Grup Kuil Setan mengumumkan pada Senin (9/1/2023) bahwa mereka akan menyelenggarakan SatanCon 2023 pada akhir April 2023 di Boston, Amerika Serikat (AS). Konvensi tahun ini, yang dijuluki sebagai pertemuan Setan terbesar dalam sejarah, akan merayakan ulang tahun kesepuluh 'Bait Suci'.

Bagi kamu yang penasaran tentang kelompok pemuja setan (satanic), Parboaboa telah merangkum asal usul dan fakta kelompok ini. Yuk, simak!

A. Asal Usul Satanisme

Asal Usul Satanisme (Foto: Pinterest @istvan)

Asal usul satanisme di dunia sulit untuk diidentifikasi secara pasti karena tidak ada catatan sejarah atau sumber tertulis yang bisa mengidentifikasikan waktu dan tempat kemunculannya secara spesifik. Namun, beberapa ahli sejarah dan antropolog berpendapat bahwa kepercayaan pada kekuatan jahat dan setan telah ada sejak zaman kuno.

Salah satu akar dari ideologi satanisme berasal dari agama-agama primitif yang menyembah dewa-dewa dengan kekuatan yang kuat dan sering kali terkait dengan kekerasan dan pengorbanan.

Selama Abad Pertengahan, praktik-praktik penyembahan setan mulai muncul dalam kelompok-kelompok yang dianggap sesat oleh Gereja. Pada abad ke-19, pengaruh Romantisisme, Kebangkitan Setanisme dan Paganisme Kuno yang kemudian berkembang menjadi gerakan okultisme modern juga memperkenalkan konsep-konsep yang terkait dengan kepercayaan pada setan dan kuasa jahat.

Pada tahun 1966, Anton LaVey mendirikan Gereja Setan di San Francisco, Amerika Serikat. Gereja Setan ini menjadi pusat dari gerakan Satanisme modern yang mempromosikan ideologi ateis, hedonisme, dan filosofi egois.

Gereja Setan memiliki tata cara ibadah, termasuk mengadakan ritual-ritual, dan menggunakan simbol-simbol dan mantra-mantra yang terkait dengan kepercayaan pada setan.

B. Pelopor Satanisme Modern

Anton Szandor Lavey (Foto: Pinterest @loucypher)

Pelopor satanisme modern dianggap Anton Szandor LaVey. Ia lahir pada tahun 1930 di Chicago, Amerika Serikat. LaVey mendirikan Gereja Setan pada tahun 1966 di San Francisco, California. Ia adalah seorang musisi, penulis, dan peneliti yang tertarik pada okultisme dan dunia gelap.

LaVey mengembangkan ajaran satanisme modern yang berbeda dari tradisi yang ada sebelumnya. Ia menekankan pada pentingnya kebebasan individu dan menolak dogma agama yang membungkam kreativitas dan kebebasan berpikir.

LaVey menulis buku berjudul "The Satanic Bible" pada tahun 1969, yang kemudian menjadi dasar ajaran Gereja Setan. Ia mengajarkan tentang konsep-konsep seperti individualisme, hedonisme, dan penolakan terhadap moralitas yang dianut oleh agama-agama tradisional.

LaVey juga menekankan pentingnya menjalani hidup sesuai dengan keinginan individu dan membebaskan diri dari rasa bersalah atau ketakutan akan hukuman di akhirat. Dalam ajaran satanisme modern yang dikembangkan oleh LaVey, satan tidak dianggap sebagai entitas nyata atau setan yang jahat.

Sebaliknya, satan dipandang sebagai simbol kebebasan, keinginan, dan penolakan terhadap otoritas. Gereja Setan mengajarkan tentang pentingnya menjalani hidup secara penuh dan berani, tanpa takut dengan apa yang orang lain katakan atau pikirkan.

C. Fakta Satanisme

Simbol Satanic (Foto: Parboaboa/Kathleen)

Berikut adalah beberapa fakta kelompok satanisme, diantaranya:

1. Tidak Semua Satanis Menyembah Setan

Ada beberapa aliran atau bentuk satanisme yang tidak memuja atau menganggap setan sebagai entitas yang sebenarnya, melainkan sebagai simbol atau metafora untuk konsep-konsep tertentu seperti kebebasan, individualisme, dan kemajuan pribadi.

Salah satu aliran ini adalah Church of Satan yang didirikan oleh Anton LaVey pada tahun 1966. Mereka menggunakan simbolisme setan sebagai cara untuk mengekspresikan pandangan mereka tentang dunia dan hidup.

Namun, ada juga kelompok satanisme lainnya seperti Temple of Set dan Order of Nine Angles yang memang memiliki pandangan yang lebih "supranatural" dan memandang setan sebagai entitas yang sebenarnya. Namun, bahkan dalam kelompok-kelompok tersebut, tidak semua praktisi melakukan penyembahan aktif terhadap setan atau entitas lainnya.

2. Memiliki Gereja Sendiri

Gereja Setan atau Church of Satan adalah organisasi keagamaan yang didirikan oleh Anton Szandor LaVey di San Francisco, California, Amerika Serikat. Gereja Setan mengajarkan doktrin yang disebut Satanisme LaVeyan, yang menempatkan fokus pada individualisme, kebebasan pribadi, dan penghormatan pada diri sendiri.

Satanisme LaVeyan juga menolak segala bentuk otoritas agama dan dogma, serta menolak kepercayaan pada dewa atau setan yang sebenarnya. Sebagai gantinya, pengikut Satanisme LaVeyan dipersilakan untuk menjalankan kehendak mereka sendiri dan menganut moralitas yang menghormati diri sendiri dan orang lain.

Meskipun disebut Gereja Setan, Satanisme LaVeyan sebenarnya bukanlah agama theistik atau berfokus pada penyembahan setan. Gereja Setan juga menolak praktik-praktik kekerasan dan pengorbanan hewan atau manusia. Sebaliknya, mereka mengutamakan akal sehat, logika, dan penghormatan pada diri sendiri dan orang lain.

3. Kekerasan dan Kejahatan Hanya Mitos

Sebagai sebuah agama yang kontroversial dan sering dianggap kontroversial dan konteks kriminal, satanisme sering dikaitkan dengan tindakan kejahatan dan kekerasan. Namun, perlu dicatat bahwa kejahatan dan kekerasan tidak terkait langsung dengan agama apa pun, termasuk karnaval satanic.

Fakta-fakta berikut ini dapat ditemukan dalam kasus-kasus yang melibatkan orang yang mengaku sebagai penganut satanisme:

  • Pembunuhan ritual: Beberapa kasus di mana orang yang mengaku sebagai pengikut satanisme melakukan pembunuhan ritual yang kejam. Namun, perlu dicatat bahwa pembunuhan ritual tidak diajarkan atau dipraktikkan oleh semua kelompok satanis, dan bahkan dianggap sebagai tindakan kriminal oleh sebagian besar kelompok satanis.
  • Kekerasan seksual: Beberapa kasus melibatkan penggunaan agama sebagai dalih untuk tindakan kekerasan seksual, termasuk pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap anak-anak. Hal ini tidak diajarkan atau dipraktikkan oleh sebagian besar kelompok satanis, dan kekerasan seksual dianggap sebagai tindakan kriminal dan tidak diterima dalam agama satanisme.
  • Pengorbanan hewan: Beberapa kelompok satanis menganggap pengorbanan hewan sebagai bagian dari praktik keagamaan mereka. Namun, tidak semua kelompok satanis melakukan pengorbanan hewan dan bahkan dianggap sebagai tindakan kriminal oleh sebagian besar kelompok satanis.

Dalam kesimpulannya, satanisme bukanlah agama yang mempromosikan kekerasan, kejahatan, atau pengorbanan. Namun, seperti halnya dengan agama lainnya, ada segelintir orang yang menggunakan satanisme sebagai dalih untuk melakukan tindakan kejahatan atau kekerasan.

4. Simbol Satanic

Berikut adalah beberapa simbol satanik dan artinya:

  • Pentagram Terbalik: Simbol ini sering dikaitkan dengan Setan dan sering dipakai dalam ritual penyembahan Setan. Namun, pentagram terbalik juga dapat memiliki arti lain seperti mewakili lima unsur alam (tanah, udara, api, air, dan roh) atau mewakili lima titik kemanusiaan (kekuasaan, kekayaan, hasrat, keteraturan, dan spiritualitas).
  • Baphomet: Simbol ini biasanya digambarkan sebagai sosok manusia berkepala kambing dengan sayap dan tanduk. Baphomet sering dikaitkan dengan Setan dan sering digunakan dalam ritual satanik. Namun, Baphomet juga dapat memiliki arti lain seperti representasi kekuatan alam dan harmoni antara berbagai elemen.
  • Inverted Cross: Salib terbalik atau inverted cross, sering dikaitkan dengan Setan dan sering dipakai dalam ritual satanik. Namun, sebenarnya simbol ini merupakan sebuah bentuk simbolisme Kristen yang menunjukkan kebalikan dari kekuatan salib sebagai lambang kebenaran, kasih dan keselamatan.
  • Sigil of Lucifer: Sigil of Lucifer adalah simbol berbentuk segel yang sering dipakai dalam ritual penyembahan Setan. Simbol ini sering dianggap sebagai lambang Setan atau Lucifer. Namun, beberapa orang menganggapnya sebagai simbol kebebasan dan pencerahan.

Penting untuk dicatat bahwa simbolisme dalam satanisme dapat memiliki makna yang berbeda-beda bagi setiap kelompok atau individu, dan tidak semua orang yang menggunakan simbol-simbol ini memiliki kepercayaan yang sama.

5. Artis Penganut Satanisme

Tidak ada artis yang secara resmi mengaku menganut agama Satanisme, karena Satanisme bukanlah sebuah agama resmi yang diakui oleh pemerintah atau lembaga agama. Namun, ada beberapa artis yang diketahui memiliki minat pada ideologi Satanisme atau menggunakan simbol-simbol Satanisme dalam karya seni atau tampilan pribadi mereka. Beberapa di antaranya adalah:

  • Marilyn Manson - Dikenal sebagai "antikristus superstar," Marilyn Manson menggunakan banyak simbol dan citra Satanisme dalam karya musik dan tampilan panggungnya.
  • Ozzy Osbourne - Mantan vokalis Black Sabbath, Ozzy Osbourne terkenal karena penggunaan simbol-simbol Satanisme dalam karya musiknya, terutama dalam lagu "Mr. Crowley."
  • King Diamond - Vokalis band metal Mercyful Fate, King Diamond sering menggunakan simbol dan citra Satanisme dalam karya musiknya, termasuk penggunaan gambar iblis dan pentagram.
  • Anton LaVey - Meskipun bukan seorang artis, Anton LaVey adalah pendiri Gereja Setan modern dan penulis buku "The Satanic Bible". LaVey sangat terkenal di kalangan pengikut Satanisme.

Perlu diingat bahwa minat pada ideologi atau simbol Satanisme tidak selalu berarti artis tersebut secara harfiah menganut agama Satanisme atau melakukan praktik-praktik keagamaan yang berkaitan dengan Satanisme.

6. Lagu Bertema Satanisme

Lagu-lagu dengan tema satanik atau satanic memang tidaklah jarang terdengar di dunia musik. Beberapa genre musik, seperti black metal dan death metal, sering kali mengekspresikan tema ini dalam lirik dan atmosfer musiknya. Berikut ini adalah beberapa lagu yang memiliki tema satanik:

"Sympathy for the Devil" oleh The Rolling Stones

Lagu ini dinyanyikan dari sudut pandang Setan, yang merasa tidak dihargai oleh manusia dan ingin mendapatkan pengakuan. Meski liriknya memiliki tema satanik, lagu ini sering kali dianggap sebagai kritik sosial.

"Lucifer" oleh Jay-Z

Lagu ini menggunakan tema satanik sebagai metafora untuk kemewahan dan kekuasaan. Liriknya memuat referensi ke sosok Setan, namun tidak mengajak untuk menyembah atau mengikuti Setan.

"Black Sabbath" oleh Black Sabbath

Lagu ini terinspirasi dari mimpi sang gitaris, Tony Iommi, tentang sosok Setan. Liriknya menggambarkan ketakutan dan ketidakpastian tentang keberadaan Setan.

"South of Heaven" oleh Slayer

Lagu ini membahas tema tentang kekuasaan dan keberadaan Setan. Liriknya menciptakan gambaran tentang dunia yang suram dan penuh kejahatan.

"Ave Satanas" oleh Behemoth

Lagu ini diilhami oleh pengalaman pribadi sang vokalis, Nergal, yang mengalami penyakit kritis dan kesembuhan yang dianggap sebagai "keajaiban". Liriknya memuja Setan sebagai pelindung dan memberikan kekuatan dalam kehidupan.

"Reign in Blood" oleh Slayer

Lagu ini menciptakan atmosfer gelap dan kejam, dengan lirik yang menggambarkan pembantaian dan kekerasan. Meski tidak secara eksplisit mengajak untuk menyembah Setan, tema lagu ini menciptakan citra tentang kejahatan dan kekuasaan Setan.

Lagu-lagu dengan tema satanik sering kali menjadi kontroversial dan dipandang sebagai tindakan provokatif. Namun, dalam beberapa kasus, tema ini digunakan sebagai cara untuk mengekspresikan ketidakpuasan dan kritik sosial terhadap masyarakat.

Namun, perlu diingat bahwa lagu-lagu ini mungkin hanya menggunakan tema satanisme sebagai bahan lirik dan tidak benar-benar menganut ajaran satanisme.

Demikianlah penjelasan seputar asal usul serta fakta dari kelompok satanic. Sebelumnya, perlu diingat bahwa penyembahan satanisme dianggap sebagai praktik keagamaan yang kontroversial dan seringkali dianggap tidak etis dan tidak moral.

Editor : Juni Sinaga

Tag : #satanic    #satanisme    #discovery    #lokal satanic    #logo satanic    #satanic indonesia   

BACA JUGA

BERITA TERBARU