PARBOABOA, Jakarta – Indonesia tengah mempersiapkan generasi unggul menyongsong 2045.
Melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG), Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming berinisiatif memberikan asupan gizi berkualitas bagi anak-anak di berbagai wilayah, khususnya sekolah dan daerah prioritas, dengan menggunakan bahan pangan lokal.
Program ini, yang akan dimulai pada 2 Januari 2025, memiliki misi penting yaitu menyediakan nutrisi berkualitas bagi generasi muda sekaligus menggerakkan ekonomi daerah.
MBG tidak hanya menargetkan kesehatan anak-anak, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal dengan mengandalkan hasil pertanian dan produk UMKM setempat.
Merujuk pada sepuluh tahun terakhir, pemerintahan Presiden Joko Widodo, tercatat kemajuan dalam sektor ekonomi, khususnya dengan meningkatkan nilai tambah sumber daya alam melalui industrialisasi hilir dan pengembangan UMKM.
Langkah-langkah ini menjadikan UMKM sebagai penggerak utama ekonomi nasional, dengan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan penyerapan tenaga kerja yang luas.
Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa UMKM mencakup 99% dari total unit usaha di Indonesia, memberikan kontribusi hingga 60,51% terhadap PDB, dan menyerap hampir 97% dari total tenaga kerja.
Melalui program MBG, pemerintah berharap UMKM dapat memainkan peran yang lebih strategis dalam penyediaan bahan pangan sehat untuk anak-anak.
Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, menjelaskan bahwa program MBG adalah investasi jangka panjang untuk membangun generasi unggul yang sehat dan produktif.
“Generasi muda yang sehat dan berkualitas adalah tanggung jawab negara. Nutrisi yang tepat menjadi fondasi utama dalam menciptakan generasi yang produktif dan kompetitif,” ujar Agus dalam acara Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Senin (4/11/2024).
Selain itu, Agus juga menyoroti bahwa investasi gizi sejak dini akan membantu mengurangi masalah kesehatan yang masih membayangi Indonesia, seperti stunting dan kekurangan gizi di beberapa daerah.
Menurutnya, dengan menjamin asupan gizi yang baik, Indonesia dapat menekan angka stunting yang berdampak negatif pada tumbuh kembang anak.
Program MBG ini dirancang untuk tidak hanya berfokus pada kesehatan anak-anak, tetapi juga untuk mendorong ekonomi lokal melalui penggunaan bahan pangan lokal yang dikelola oleh UMKM.
Dengan demikian, petani dan produsen pangan setempat dapat turut merasakan dampak positif dari program ini, sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih luas.
“Keberhasilan program ini bergantung pada komitmen semua pihak yang terlibat, sinergi yang erat, serta pengawasan yang ketat,” tegas Agus.
Di sisi lain, Ikeu Tanziha, Staf Ahli Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), menegaskan pentingnya kolaborasi dalam kesuksesan program ini.
Ia menyebutkan bahwa BGN telah menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga dan UMKM lokal untuk memastikan ketersediaan bahan pangan.
“Kolaborasi ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga untuk mendorong kemandirian pangan lokal melalui pemanfaatan produk dari petani setempat,” jelas Ikeu.
Selain itu, BGN bekerja sama dengan lembaga seperti Bulog dan Kementerian Pertanian, serta melibatkan Puskesmas dan sekolah untuk memantau perkembangan kesehatan anak-anak yang menerima program MBG.
Program ini didukung oleh anggaran sebesar Rp71 triliun dari APBN 2025 dan ditargetkan dapat memberikan manfaat bagi sekitar 19 juta anak, ibu hamil, serta kelompok rentan lainnya. Ikeu yakin, program ini akan memberikan dampak positif pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
Andreasta Meliala, Kepala Biro Pelayanan Kesehatan Terpadu Universitas Gadjah Mada (UGM), menekankan perlunya pendekatan berbasis bukti dalam pelaksanaan program MBG.
“Penelitian menunjukkan bahwa gizi yang baik mendukung perkembangan fisik dan kognitif anak, yang pada gilirannya berpengaruh positif pada produktivitas dan daya saing mereka di masa depan,” ujar Andre.
Andre juga menyarankan agar pemerintah pusat dan daerah terus berkoordinasi untuk memastikan program MBG dapat diimplementasikan secara optimal.
Dengan monitoring dan evaluasi yang terintegrasi, program ini diharapkan mampu mencetak generasi muda yang sehat dan siap bersaing di panggung global.
Sebagai program jangka panjang, MBG merupakan investasi krusial bagi Indonesia dalam membangun generasi yang kuat, cerdas, dan sehat.
Pemerintah menaruh harapan tinggi bahwa inisiatif ini dapat mengurangi angka stunting dan obesitas pada anak-anak, sekaligus memajukan gizi nasional.
Di tengah perubahan global yang pesat, generasi muda yang sehat adalah aset paling berharga yang perlu dipersiapkan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.