parboaboa

Nestapa Warga Plumpang Jakarta Utara: Diambang Ketidakpastian

Muazam | Metropolitan | 16-05-2023

Sejumlah mobil warga di Plumpang, Jakarta Utara hangus terbakar. (Foto: Parboaboa/Muazam)

PARBOABOA - Nasib warga Tanah Merah di Plumpang, Jakarta Utara diambang ketidakpastian. Rumah mereka terbakar, harta dan benda lenyap. Dan, kini mereka terancam tergusur.

Jalan Tanah Merah, Plumpang, Jakarta Utara tampak seperti kota mati. Sepi dan sunyi. Rumah, puing dan rangka kendaraan yang hangus terbakar menjadi pemandangan di sepanjang jalan Tanah Merah.

Hanya sedikit warga yang terlihat melakukan aktivitas di sekitar Jalan Tanah Merah Plumpang, pascaterbakarnya pipa penyalur BBM yang membuat tangki BBM di depo milik PT Pertamina meledak, 3 Maret 2023.

Salah satunya Lia warga yang memilih tetap berjualan di rumah ibunya, Aryati yang habis dilalap api saat peristiwa itu.

Di rumah itu, dinding, tiang pilar, pintu dan atap hangus terbakar. Namun Lia masih menggunakannya untuk berjualan.

Warung itu menjual minuman kemasan, teh, jus, kopi, dan makanan ringan di bawah atap warung yang seadanya, dibuat dari spanduk bekas.

“Daripada sayang gak terpakai rumahnya,” ujar Lia kepada Parboaboa.

Lia mengaku belum merenovasi rumah ibunya tersebut karena tidak memiliki uang. Ia juga khawatir rumah tempat ia dilahirkan itu akan terkena penggusuran dari PT Pertamina.

“Mau renovasi apa? Belum ada penggantiannya (uang),” ucap Lia.

Rumah Lia hangus terbakar di Jalan Tanah Merah, Plumpang, Jakarta Utara. (Foto: Parboaboa/Muazam)

Selain Lia, ibunya dan sebagian dari warga yang rumahnya ikut terbakar memilih menyewa kontrakan, tak jauh dari Depo Pertamina. Mereka menyewa kontrakan dari uang bantuan PT Pertamina sebesar Rp5,6 juta, itupun hanya untuk tiga bulan.

Tak ada harta benda yang bisa mereka bawa ke kontrakan, karena semuanya hangus terbakar. Selama ini, korban kebakaran Plumpang hanya mengandalkan hidup dari bantuan relawan yang memberi perabotan seperti penanak nasi, kompor, lemari, pakaian, dan kasur.

Sesekali, ada yang membagi-bagikan uang Rp100 ribu dan sembako kepada korban kebakaran Plumpang.

Anak Lia berfoto di reruntuhan bekas rumahnya. (Foto: Parboaboa/Muazam)

Cerita warga lain

Astrai masih ingat betul kejadian nahas Jumat 3 Maret 2023 malam. Saat itu ia sedang mandi di jamban yang terbuat dari bambu di rumahnya. Di tengah ia mandi, Astrai melihat asap hitam yang berasal dari kebocoran pipa gas Depo Pertamina menyeruak ke jambannya. Ia pun tak bisa bernafas dan bergegas lari hanya dengan menggunakan handuk.

“Tau-taunya ada asap, gak bisa nafas. Saya lari bawa handuk ke Gedung Golkar. Saya cuma pakai handuk doang,” ujar pria asal Madura itu kepada Parboaboa.

Jamban tempat Astrai mandi saat sebelum kebakaran. (Foto: Parboaboa/Muazam)

Saat itu Astrai hanya fokus menyelamatkan dirinya. Ia tak berfikir menyelamatkan harta benda di rumahnya yang berjarak 500 meter dari tembok pembatas Depo Pertamina yang saat ini sudah rata dengan tanah.

Dua bulan sejak peristiwa berlalu, Astrai harus hidup mengontrak. Ia menyewa kontrakan seharga Rp900 ribu per bulan.

PT Pertamina memberi bantuan kepada Astrai sebesar Rp5,6 juta untuk sewa kontrakan

selama tiga bulan. Sisanya, ia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Uang tabungan yang ia simpan di rumah juga ikut hangus terbakar.

“Uang tunai saya, boleh hasil kerja sehari-hari Rp12.300.000 hangus terbakar ama celengannya,” cerita Astrai yang sehari-harinya merupakan tukang bangunan.

Alat-alat bangunan yang ia gunakan untuk mencari nafkah sehari-hari pun ludes terbakar.

Astrai saat ditemui di kontrakannya, Jumat (12/5/2023). (Foto: Parboaboa/Muazam)

Kini, Astrai hanya bekerja serabutan. Ia ikut saudaranya mencari besi-besi tua. Kadang, ia juga mengumpulkan kayu-kayu bekas untuk dijual kembali. Sesekali, ia disuruh orang menggali tanah untuk pondasi rumah.

“Cuma gajinya murah, Rp75 ribu sehari.”

Astrai harus menanggung satu istri dan empat orang anak. Anaknya yang sulung kuliah di Madura.

“Yang nomor dua masih SMA, yang nomor tiga SD, yang bontot belum. Mangkanya kalau saya gak kerja, buat makan anak-istri saya gimana?” tanyanya.

Warga Cemas Tergusur

Selain tidak memiliki uang untuk merenovasi rumah dan hidup sehari-hari, korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Lia dan Astrai juga tengah harap-harap cemas terkait kabar penggusuran di sekitar Depo Pertamina Plumpang.

Sebelumnya beredar kabar, PT Pertamina mau menggusur rumah warga yang berada di zona berbahaya Depo Plumpang.

Namun, hingga kini, Lia mengaku belum ada sosialisasi dari PT Pertamina kepadanya.

“Denger-denger mau digusur. Taunya sih pengen digusur. Gak boleh dibangun lagi (rumah yang terbakar),” ujar Lia.

Sementara itu, Astrai sudah ambil ancang-ancang bila tergusur. Ia akan pindah ke Marunda.

Astrai bahkan menunggu kepastian kapan dirinya digusur. Ia hanya berharap uang ganti rugi atas kebakaran yang menimpanya.

Menurut Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati, rencana penggusuran warga di sekitar Depo Pertamina Plumpang berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Pertamina mohon dukungan agar pembangunan buffer zone untuk keselamatan warga dan keamanan operasional Pertamina bisa kami jalankan. Berapa luasnya, ada standar safety yang harus dipenuhi,” ujar Nicke dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI beberapa waktu lalu.

Kendati demikian, PT Pertamina belum bisa memastikan kapan warga akan dipindahkan dari zona berbahaya Depo Pertamina Plumpang.

Corporate Secretary PT. Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menjelaskan, saat ini Pertamina tengah berkoordinasi dengan pemerintah soal rencana relokasi warga Plumpang.

"Sementara masih dikoordinasikan dengan pemerintah. Belum, kita formulasikan dulu solusinya, baru akan disosialisasikan," katanya saat dihubungi, Jumat (12/5/2023).

Ketika ditanya kapan kepastian relokasi itu dilakukan, Irto hanya menjawab singkat "Kami berharap bisa secepatnya."

Editor : Kurnia Ismain

Tag : #depo pertamina    #plumpang    #metropolitan    #kebakaran    #jakarta utara    #pt pertamina   

BACA JUGA

BERITA TERBARU