parboaboa

Hardiknas 2022: Mengenal Pahlawan Pendidikan Indonesia

Dimas | Pendidikan | 30-04-2022

Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara (dok:goodnewsfromindonesia.id)

PARBOABOA, Jakarta – Hari Pendidikan Nasional (Hardiksnas) 2022 sebentar lagi akan tiba. Untuk itu, masyarakat Indonesia wajib memperingatinya guna mengenang jasa-jasa pahlawan terdahulu yang telah berjuang demi pendidikan di tanah air.

Mengenang jasa para pahlawan memang sudah sepatutnya dilakukan. Sebab, sebelum pendidikan Indonesia mengalami kemajuan seperti saat ini, tak sedikit para pahlawan pendidikan nasional yang telah berjuang membangun lembaga-lembaga pendidikan demi mencerdaskan masyarakat yang buta akan ilmu pengetahuan.

Tokoh Penting Pendidikan Indonesia

1. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan)

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda.

Dia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.

Soewardi kembali ke Indonesia setelah dari Negeri Belanda pada September 1919. Dia segera bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa.

Saat dia genap berusia 40 tahun--menurut hitungan penanggalan Jawa, dia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Soewardi tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.

Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Yang memiliki arti di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan. Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah perguruan taman siswa.

2. K. H. Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan dan organisasi Muhammadiyah adalah dua hal yang tidak bisa dilepaskan. Pria yang lahir pada 1 Agustus 1868 ini mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk menciptakan pembaharuan Islam di bidang pendidikan.

Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis merasa kurang setuju dengan sistem pendidikan kolonialisme yang menuju ke arah sekularisme dan westernisasi. Menurut Ahmad Dahlan, pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.

3. R. A. Kartini

Raden Ajeng Kartini lebih dikenal dengan tokoh emansipasi wanita di Indonesia. Wanita yang lahir pada 21 April 1879 di Jepara. Kartini memperjuangkan hak-hak wanita pribumi yang tidak mendapatkan kesetaraan dengan kaum laki-laki.

Tidak hanya emansipasi, Kartini juga peduli terhadap pendidikan wanita-wanita pribumi yang kala itu tidak bisa mengenyam bangku pendidikan. Sebelum wafat, beliau sempat mendirikan Sekolah Wanita di Rembang untuk wanita pribumi supaya bisa merasakan pendidikan.

4. K.H. Hasyim Asy’ari

Kiai Haji Mohammad Hasyim Asy'arie adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia. Di kalangan Nahdliyin dan ulama pesantren, ia dijuluki dengan sebutan Hadratus Syeikh yang berarti Maha Guru.

Pada 1899, sepulangnya dari Makkah, Hasyim Asy’ari mendirikan Pondok Pesantren Tebu Ireng yang menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad ke-20.

KH Hasyim Asy’ari merupakan satu-satunya penyandang gelar Rais Akbar NU hingga akhir hayatnya. Dia ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia pada 17 November 1964 berkat jasanya melawan penjajah, salah satunya dengan memutuskan NU untuk mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang akhirnya ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional.

5. Rohana Kuddus

Rohana adalah pendiri sekolah keterampilan khusus yang diberi nama Sekolah Kerajinan Amai Setia. Sekolah itu didirikan pada 11 Februari 1911.

Pada zamannya Rohana, termasuk salah satu tokoh pejuang hak perempuan. Ia percaya bahwa diskriminasi terhadap perempuan, termasuk kesempatan untuk mendapat pendidikan adalah tindakan semena-semena dan harus dilawan.

Dengan kecerdasan, keberanian, pengorbanan serta perjuangannya Roehana melawan ketidakadilan untuk perubahan nasib kaum perempuan.

6. Dewi Sartika

Dewi Sartika adalah pahlawan wanita asal Bumi Parahyangan. Beliau lahir pada 4 Desember 1884 di Cicalengka, Jawa Barat. Selain Kartini, Dewi Sartika adalah tokoh pahlawan wanita yang memperjuangkan hak wanita, khususnya di bidang pendidikan.

Komitmen Dewi Sartika dibuktikan dengan mendirikan Sekolah Istri pada 1904. Sekolah ini diperuntukkan bagi wanita-wanita yang ingin mengenyam pendidikan. Sekolah Istri mengajarkan para wanita berbagai hal, seperti menjahit, merenda, menyulam, memasak, mengasuh bayi, dan juga agama.

Nah, itulah seputar informasi mengenai tokoh-tokoh pendidikan nasional yang telah memperjuangkan pendidikan Indonesia sejak dulu.

Editor : -

Tag : #hardiknas 2022    #pahlawan pendidikan    #pendidikan    #tokoh pendidikan indonesia   

BACA JUGA

BERITA TERBARU