PARBOABOA, Pematangsiantar - Di tengah kemajuan zaman, kecenderungan melupakan warisan seringkali terjadi. Hal ini dinilai mengancam keberlanjutan budaya dan pengetahuan yang sudah dibangun selama berabad-abad.
Meski begitu, di Pematangsiantar, Sumatra Utara (Sumut), sebuah gerakan bernama Persatuan Olahraga Tradisional Indonesia (PORTINA) telah berdiri untuk menghidupkan kembali olahraga tradisional.
PORTINA adalah buah dari kerja keras Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI), yang salah satu cabangnya baru saja didirikan di Pematangsiantar pada 16 Juni 2024 lalu. Tujuannya bukan hanya sekedar olahraga, tetapi melestarikan budaya-budaya dahulu yang telah ditinggalkan.
Seperti baru-baru ini dalam acara tahunan Siantar Culture Show, PORTINA menampilkan bermacam permainan, yakni terompah, egrang, tarik tambang, dan tepuk bantal.
Walaupun pengunjung tidak terlalu ramai, antusiasme mereka tidak terbendung. Dari anak-anak hingga remaja, semua terlihat menikmati keseruan bermain permainan tradisional dengan tawa dan ceria.
Perjalanan PORTINA
Dilansir dari berbagai sumber, PORTINA muncul di tengah kondisi Indonesia yang terpuruk akibat serangan pandemi COVID-19, yakni pada 28 Februari 2020 di Jakarta.
Lima bulan setelah berdiri, Ketua FORMINAS, Hayono Isman kemudian meresmikan PORTINA Pusat dan melantik Agung Widyantoro sebagai Ketua Umum. Langkah ini juga diikuti dengan pembentukan cabang di 12 provinsi, termasuk Jawa Tengah.
Dan di tahun ini, PORTINA lahir di Kota Pematangsiantar. Menurut Angga, Ketua PORTINA Pematangsiantar, pembentukan tersebut dilakukan usai mendapatkan surat perintah dari PORTINA Sumatra Utara.
"Di Pematangsiantar terbentuknya karna disini kurang untuk permainan tradisional, permainan tradisional hampir di kesampingkan, bahkan di Siantar kita hampir gak ada," ujarnya kepada PARBOABOA, Sabtu (13/07/2024).
Dengan kegiatan sehari-hari yang berpusat di Jalan Ade Irma, tepatnya di Stasiun Kopi, PORTINA Pematangsiantar tidak hanya sekedar berkumpul, tetapi juga bertukar pikiran dan merencanakan kegiatan lebih lanjut.
Pasalnya, selain fokus pada olahraga tradisional, PORTINA juga akan terlibat dalam Hari Olahraga Nasional (HAORNAS) di Nusa Tenggara Barat pada 2025 mendatang dan Pekan Olahraga Masyarakat (PORMAS).
"Lagi nyari atlet, tadi beberapa lihat anak-anak yang bermain, ditanyak dan di rekrut untuk Haornas. Untuk hari ini masih 1 atlet yang masuk, yang bisa main enggrang asal sekolah SMP Budi Mulia.”
PORTINA juga kedepannya akan mengadakan kegiatan pada saat memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia di Lapangan Adam Malik.
Sementara itu, Anisa Ika Pratiwi (24), sekretaris PORTINA, menjelaskan bahwa anggota PORTINA yang berada di Pematangsiantar saat ini masih 14 orang dengan tiga pengurus inti, yakni ketua, sekretaris, dan bendahara.
"Zaman sudah semakin canggih, Untuk anak-anak kelahiran tahun 2000 keatas mungkin masih belum tau, jadi biar mereka tau inilah gunanya ada biar yang gak tau menjadi tau permainan anak zaman dahulu," ujarnya kepada PARBOABOA, Jumat (12/7/2024).
Permainan tradisional ini bisa dimainkan untuk semua kalangan, tetapi ditargetkan untuk anak-anak agar mengetahui seperti apa permainan tradisional pada zaman dahulu.
Namun, hingga kini, PORTINA belum mempunyai alat olahraga tradisional, contohnya seperti enggrang. Sehingga PORTINA bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Pemuda dan Olahraga untuk meminjam alat-alat tradisional.
Di sisi lain, Kabid Olahraga Dinas Pariwisata dan Olahraga, Yusuf Gultom membeberkan alasan memilih PORTINA ikut dalam Siantar Culture Show, yakni karena olahraga tradisional penting untuk dilestarikan.
"Sekarang jenis olahraga juga sudah semakin modern seperti e-sport itu bagus, tapi dengan tidak meninggalkan olahraga tradisional yang sudah diciptakan oleh nenek moyang kita terdahulu," ujarnya kepada PARBOABOA Jumat (12/7/2024).
Selain PORTINA, terdapat banyak komunitas menarik lainnya seperti Komunitas Biank Club yang berpartisipasi dalam Siantar Culture Show. Komunitas ini adalah perkumpulan para pecinta anjing yang mengadakan kegiatan vaksinasi rabies untuk berbagai jenis anjing.
Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI) juga turut serta dengan memamerkan sepeda ontel. Tujuannya adalah untuk mengenalkan kepada pengunjung tentang sejarah sepeda tua yang pernah ada di Indonesia.
Di sisi lain, Komunitas Federasi Airsoftgun Indonesia (FAI) menampilkan demonstrasi cara menembak menggunakan senjata replika. Target yang digunakan adalah kertas yang berbentuk sasaran tembak.
Salah satu olahraga yang populer di kalangan muda adalah skateboarding, yang diwakili oleh Siantar Skateboarding. Komunitas ini tidak hanya memperagakan permainan skateboard, tetapi juga fingerboard.
Untuk penggemar tanaman hias, komunitas Syahdu Garden dan Siantar Plant hadir untuk memamerkan berbagai jenis tanaman seperti bonsai, anthurium silver chrome, anggrek, philodendron patreciae, kadaka, dan huperzia.
Editor: Yohana