PARBOABOA, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 dipastikan tidak akan lolos dari gelaran Olimpiade Paris pasca kalah 0-1 dari Guinea pada Kamis (09/04/2024) lalu.
Pertandingan tersebut dilaksanakan dalam rangka memperebutkan posisi play-off setelah sebelumnya kekalahan serupa diraih Garuda Muda atas timnas Irak.
Dalam laga melawan Guinea, Timnas Indonesia U-23 sesungguhnya tampil apik sejak babak awal.
Permainan bola-bola pendek yang dikombinasikan dengan akurasi tendangan menjadi pola yang dimainkan Rafael Struick dan kawan-kawan.
Beberapa peluang awal diciptakan Witan Sulaiman dan Marselino Ferdinan, namun belum membuahkan hasil maksimal. Belum ada gol hingga setengah jam pertandingan.
Nasib naas justru terjadi atas Indonesia. Pada menit ke-29, Witan Sulaiman dianulir wasit asal Perancis, Francois Letexier melakukan pelanggaran di kotak penalti.
Eksekutor Guinea, Ilaix Moriba berhasil melesapkan tendangan ke gawang Ernando Ari. Hingga babak pertama usai, keunggulan sementara dipimpin timnas dengan julukan 'Gajah Nasional' itu.
Di babak kedua, Guinea kembali mendapat keberuntungan di menit ke-73 lewat penalti kontroversial yang dihadiahkan wasit.
Pemain belakang Indonesia, Alfeandra Dewangga dituduh melakukan pelanggaran terhadap penyerang Guinea, Algassime Bah.
Protes meluas pun dilancarkan para pemain, pelatih, dan suporter Indonesia yang memadati Stadion Clairefontaine, Paris. Namun, keputusan wasit tetap mutlak.
Beruntung saja, Ernando Ari dapat menepis tendangan penalti Algassime yang diarahkan ke sudut kiri gawang.
Pertandingan kembali berjalan dengan goal position yang dipimpin Guinea. Umpan-umpan pendek coba dimainkan kesebelasan Guinea dengan tempo permainan cepat.
Timnas Indonesia sempat bangkit dari keterpurukan lewat sentuhan-sentuhan bola dari para penyerang.
Beberapa peluang sempat tercipta. Namun demikian, hingga babak kedua usai, Guinea tetap unggul atas Indonesia.
Skor tersebut memastikan satu tiket bagi mereka untuk melanggeng ke Olimpiade Paris menemani Jepang, Uzbekistan, dan Irak sebagai wakil Asia.
Fokus ke Piala Dunia 2026
Pelatih Indonesia, Shin Tae-yong (STY) pasca pertandingan melawan Guinea mengajukan protes keras atas keputusan wasit yang dinilai berpihak ke tim lawan.
Bahkan, dalam pertandingan tersebut, ia mendapatkan kartu merah karena melakukan protes dari pinggir lapangan.
Dalam pengakuan STY, keputusan wasit untuk memberikan dua hadiah penalti terhadap Guinea menunjukan ketidakadilan.
Penalti pertama, misalnya dinilai tidak tepat karena pelanggaran yang dilakukan Witan berada di luar kotak penalti.
Di samping itu, Witan juga diketahui sedang dalam posisi berlari untuk mengejar bola yang dibawah oleh Algassime.
Sementara, penalti kedua dinilainya tidak tepat karena Dewangga sama sekali tidak melakukan tekel terhadap pemain Guinea. Ia hanya menyapu bola yang di bawah tanpa ada sentuhan dengan kaki pemain lawan.
Seharusnya, lanjut STY, wasit perlu mempertimbangkan dua keputusan tersebut dan berkomunikasi dengan perangkat pertandingan lain, serta mengecek kebenarannya melalui Video Assistant Referee (VAR).
Namun sayang, hal itu tidak dilakukan. VAR sebagai alat bantu pertandingan juga tidak digunakan selama pertandingan.
Dengan dada lapang, pelatih kebanggaan Indonesia itu harus menerima kekalahan atas Guinea.
Ia bersama skuad Garuda Muda telah kembali ke Indonesia guna mempersiapkan diri dalam beberapa pertandingan yang akan datang.
STY sendiri mengungkapkan bahwa pasca kalah dari Guinea, dirinya akan fokus ke putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Pernyataan tersebut disampaikan pelatih STY saat tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Sabtu (11/05/2024).
Baginya, model persiapan akan dibuat tahap demi tahap, mulai dari peningkatan skill pemain, perubahan komposisi skuad, dan pemilihan nama-nama pemain baru.
Seperti diketahui, saat ini ada beberapa nama pemain yang telah masuk dalam draft untuk dinaturalisasi.
Pada Selasa, (30/04/2024) kemarin, kiper FC Dallas, Maarten Paes telah resmi menjadi warga negara Indonesia (WNI).
Selain Paes, dua pemain lain, yakni Calvin Verdonk (pemain NEC Nijmegen) dan Jens Raven (pemain FC Dordrecht) juga telah masuk dalam daftar pemain yang akan dinaturalisasi PSSI.
Dengan kekuatan yang mumpuni, STY yakin bahwa timnas Indonesia akan mampu menghadapi kejuaraan dunia.
Ia optimis, masa depan sepak bola Indonesia akan cerah berkat kekuatan timnas yang komplit dan dukungan penuh dari PSSI dan seluruh masyarakat.