parboaboa

Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Bantah Pengeroyokan Relawan Ganjar-Mahfud Akibat Kesalahpahaman

Rian | Politik | 03-01-2024

Mantan Panglima TNI sekaligus Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud membantah pengeroyokan relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali sebagai akibat kesalahpahaman. (Foto: Instagram/@jendraltniandikaperkasa)

PARBOABOA, Jakarta - Pengeroyokan terhadap 7 orang relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (30/12/2023) oleh 15 oknum TNI terus bergulir hingga saat ini.

Sebelumnya, Dandim 0724/Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo menegaskan, insiden ini disebabkan karena adanya kesalahpahaman antara dua pihak sehingga berujung pemukulan oleh anggota TNI.

Namun, mantan Panglima TNI sekaligus Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa membantah insiden itu akibat kesalahpahaman. 

Andika mengatakan, dari video yang beredar, para oknum TNI langsung melakukan penyerangan tanpa ada sedikit pun sesuatu yang menunjukkan adanya kesalahpahaman.

"Di situ jelas, kalau dari videonya tidak ada proses kesalahpahaman, yang ada adalah langsung penyerangan atau tindak pidana penganiyaan," kata Andika dalam konferensi pers di Jakarta belum lama ini.

Menurut Andika, statement Letkol Wulang Widodo yang menyebut ada kesalahpahaman disebabkan karena tidak adanya kroscek terhadap laporan yang diterima dari prajurit level bawah.

Akibatnya, demikian Andika menjelaskan, tidak adanya kesesuaian informasi yang didapatkan membuat apa yang dipublikasikan tidak tersampaikan secara utuh ke publik.

Lantas, Andika meminta agar pengusutan kasus ini dilakukan secara profesional termasuk menggenakan pasal penganiayaan kepada pelaku. 

Ia mengatakan, kalau korbannya luka berat, ancamannya 5 tahun, kemudian, pasal 170 KUHAP berbunyi, melalukan tindak pidana bersama-sama, juga diancam hukuman apabila korbannya luka berat, ini sampai 9 tahun.

Sementara itu, jubir muda TPN Ganjar Pranowo, Yogen Sogen mengutuk keras aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh beberapa oknum TNI di Boyolali terhadap beberapa kawan-kawannya yang merupakan bagian TPN Ganjar-Mahfud. 

Menurut Yogen, aksi kesewenang-wenangan itu hanya memperlihatkan superioritas suatu kelompok tertentu terhadap kelompok lainnya. Lantas, ia meminta Panglima TNI dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) agar menindak tegas pelaku tanpa pandang bulu.

"Sasarannya kan relawan 03 dan yang cukup memprihatinkan itu diseret ke Batalion. Karena itu, kepada KSAD kepada Panglima TNI segera memproses dengan tegas pelaku," kata Yogen kepada PARBOABOA, Rabu (3/12024).

Yogen memastikan, pihaknya hingga saat ini terus memantau dan mengawal kasus ini hingga tuntas. Ia juga meminta kepada seluruh relawan Ganjar-Mahfud agar tidak takut untuk melaporkan apabila mendapat intimidasi dari pihak mana pun.  

Tak ada Unsur Politik

Koalisi masyarakat sipil kawal pemilu yang terdiri dari Imparsial, PBHI, Kontras, YLBHI, ICW, Elsam dan Setara Institute menilai, tindakan oknum TNI yang menganiaya sekelompok relawan politik saat masa kampanye merupakan ranah hukum pemilu yang harus ditangani oleh Bawaslu.

Tak hanya itu, tindakan hukum sewenang-wenang ini mereka nilai dapat menimbulkan prasangka ketidaknetralan TNI di pemilihan umum (pemilu) 2024 mendatang.

Koalisi juga mendesak presiden Jokowi dan DPR RI agar mengevaluasi Panglima TNI dan KSAD yang gagal mengontrol anggotanya di lapangan sehingga terjadi tindakkan-tindakan yang mencederai institusi.  

Namun, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo menampik adanya tendensi politik dari kasus pengeroyokan ini. Ia menegaskan, sesuai UU pemilu dan Instruksi Panglima TNI, pihaknya akan betul-betul menjaga netralitas pemilu.

Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo berjanji, 15 oknum anggota TNI yang terlibat dalam aksi pengeroyokan akan diproses hukum secara tegas. Namun hingga saat ini, ia belum merinci identitas tersangka karena masih proses penyidikan.

Ia mengatakan, "para tersangka akan dikonfrimasi pada Denpom IV/4 Surakarta. Saat ini proses hukum sedang berlanjut."

Sebagaimana diketahui, kasus pengeroyokan ini bermula ketika relawan Ganjar-Mahfud yang pulang dari kampanye pasangan capres-cawapres 03 di Boyolali melintas di sekitar arena lapangan bola voli TNI di Markas Kompi B di Jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali, Jawa Tengah.

Relawan yang melintas menggunakan motor berknal pot bising membuat anggota TNI yang sedang bermain voli merasa terganggu. 

Menurut keterangan Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AD Brigjen Kristomei Sianturi, karena merasa terganggu, pihak TNI mencoba menegur mereka dengan menghentikan rombongan motor tersebut.

Namun demikian kata Kristomei, teguran itu mendapat resistensi dari massa pengendara motor. Situasi tersebut akhirnya membuat adu mulut antara dua pihak hingga akhirnya memicu kekerasan fisik. 

Kronologi berbeda disampaikan oleh capres Ganjar Pranowo. Ganjar yang mengaku mendengarkan langsung keterangan dari korban membantah apa yang disampaikan oleh TNI. 

Mantan Gubernur Jawa Tengah ini menerangkan, penganiyaaan itu terjadi secara spontan tanpa melalui teguran terlebih dahulu. Bahkan, ia mengaku pemukulan terjadi sejak di jalan raya hingga korban diboyong ke markas.

Pengeroyokan oleh anggota TNI telah menimbulkan 7 orang korban dari relawan 03, Ganjar-Mahfud. Dua diantaranya sedang dirawat intensif di Rumah Sakit Daerah (RSUD) Pandan Arang, Boyolali.

Editor : Rian

Tag : #penganiayaan    #relawan ganjar    #politik    #anggota tni    #boyolali    #pilpres 2024   

BACA JUGA

BERITA TERBARU