parboaboa

Pemilu 2024, Dominasi dan Pertautan Kepentingan Pebisnis Abaikan Derita Rakyat

Rian | Nasional | 25-01-2024

Ilustrasi proyek pertambangan yang dikendalikan oleh pebisnis yang membiaya kampanye pemilu kandidat capres-cawapres. (Foto: Dokumen JATAM)

PARBOABOA, Jakarta - Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) memotret dominasi dan pertautan kepentingan pebisnis di pemilihan umum (pemilu) 2024 tahun ini.

JATAM menyoroti, para pebisnis berusaha membajak kontestasi pemilu dengan sejumlah kepentingannya. Salah satu cara yang dilakukan adalah, mereka menggerahkan segala kekuatan untuk memenangkan kandidat capres-cawapres yang didukung.

Namun, yang menarik dalam temuan JATAM, dukungan para taipan yang secara kasat mata menyebar ke berbagai pasangan capres-cawapres, terasa janggal ketika di sisi lain ada titik temu kepentingan bisnis mereka di balik layar.

JATAM mengangkat contoh relasi para pemain tambang tersebut seperti yang terjalin antara Boy Thohir pendukung Prabowo-Gibran dengan Sandiaga Uno pendukung Ganjar-Mahfud.

Boy dan Sandiaga punya keterpautan bisnis tambang melalui PT Saratoga Investama, perusahaan yang didirikan Sandiaga bersama Edwin Soeryadjaya. Tercatat, Sandiaga sebagai pemegang saham Di PT Adaro Energy milik Boy Thohir.

"Pilihan politik yang berbeda antara politisi/pengusaha tetap memiliki titik temu kepentingan yang sama, yaitu sama-sama menjadi pemain industri pertambangan," kata JATAM dalam realese yang diterima PARBOABOA, Kamis 925/1/2024).

Dengan demikian, JATAM menilai, tak perlu menaruh harapan berlebih kepada para kontestan, partai politik pendukung dan tim pemenangan pemilu khususnya di pilpres.

Para kontestan yang sedang mempertahankan dan merebut kekuasaan itu, tidak lahir dan besar dari situasi krisis, sebagaimana situasi empiris yang dialami masyarakat, khususnya warga di lingkar tambang. 

"Sebaliknya, mereka justru menjadi bagian dari masalah, menikmati keuntungan berlipat-ganda di atas penderitaan warga di lingkar tambang," kata JATAM.

Kontestasi politik dan ekonomi berubah dibawah cengkraman oligarki

Besarnya pengaruh pengusaha atau pebisnis di pemilu turut mengubah kontestasi politik dan ekonomi. Menurut JATAM, hal ini terasa pasca lengsernya rezim Seharto sampai sekarang.

Besarnya pengaruh oligarki, menyebabkan kekuasaan jadi tersebar ke mana-mana sehingga upaya untuk mendapatkan kemudahan dan proteksi politik dalam berbisnis makin lebar dan berbiaya tinggi.

"Semakin banyak kelompok pengusaha mendekati pusat kekuasaan menimbulkan biaya transaksi keuntungan pemburuan rente dalam kekuasaan."

Karena itu, JATAM menilai, komposisi pengusaha dan atau politisi berlatar belakang pengusaha di setiap pasangan capres-cawapres 2024, dapat dipandang sebagai besarnya kepentingan bisnis dalam mempengaruhi kebijakan kontestan dan parpol pendukung. 

"Hal ini berdampak pada berubahnya peran kekuasaan dari yang seharusnya berwatak pelayanan menjadi berorientasi keuntungan."

Bahkan, taipan sekelas Boy Thohir kata JATAM, telah mengklaim sejumlah pemilik grup usaha raksasa di Indonesia bersedia memberikan dukungan penuh untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran di 2024.

Beberapa diantaranya, yaitu Djarum Grup, Sampoerna Grup, Arini Saraswaty Subianto, dan tentu saja, Boy Thohir sendiri sebagai pemilik Adaro Grup.

Djarum Grup, yang berawal dari industri rokok kretek, telah berkembang menjadi entitas bisnis serbaguna dengan kehadirannya dalam sektor perbankan, digital, elektronik, properti, perhutanan, perkebunan sawit, tebu, dan bahkan bisnis kendaraan listrik melalui PT Polytron Indonesia.

Sementara, Sampoerna Grup, dengan asal usulnya dari industri rokok, kini semakin meluas ke sektor pengolahan kayu, telekomunikasi, properti, perbankan dan koperasi, perkebunan kelapa sawit dan karet, serta bisnis energi baru terbarukan (EBT) melalui kolaborasi dengan PT Sumber Global Energy Tbk. (SGER) dalam penjualan hasil olahan pelet kayu (wood pellet).

Arini Saraswaty Subianto, putri dari mendiang taipan Indonesia, Benny Subianto, memegang kendali Persada Capital Investama. Bisnis perusahaan ini mencakup perkebunan, pertanian, konstruksi, properti, pertambangan, dan layanan kesehatan. 

Arini juga memiliki keterkaitan bisnis yang erat dengan Boy Thohir, terutama setelah keluarganya membeli saham Adaro pada 2005. Saat ini, Arini, melalui PT Persada Capital Investama, berperan sebagai pemegang saham dan menjabat sebagai komisaris di Adaro Grup.

Demikian juga di pasangan Anies-Muhaimin, kata JATAM, terdapat sekitar delapan orang yang terafiliasi dalam bisnis tambang. Sementara di pasangan Ganjar-Mahfud, terdapat sekitar sembilan orang, termasuk Sandiaga Uno, yang terafiliasi dengan bisnis tambang.

"Sejumlah nama itu, adalah daftar sementara yang terafiliasi dengan bisnis tambang. Mereka datang dari parpol dan non parpol, dan sarat dengan kepentingan bisnisnya masing-masing."

Editor : Rian

Tag : #jatam    #pemilu    #nasional    #pebisnis    #tambang    #derita rakyat   

BACA JUGA

BERITA TERBARU