parboaboa

Dongeng Adalah: Pengertian, Ciri, Unsur, Jenis, Struktur, Cara Membuat, dan Contohnya

Winda | Pendidikan | 27-11-2023

Dongeng (Foto: Parboaboa/Winda)

PARBOABOA - Dongeng merupakan salah satu karya sastra lama yang diwariskan oleh nenek moyang dari zaman dahulu sebagai media hiburan.

Dikutip dari buku Dongeng: Teori dan Aplikasi oleh Pupung Puspa Ardini (2023), dongeng adalah cerita sejarah yang berisi pengalaman tentang kejadian masa lampau, dan salah satu sumber sejarah yang berupa tradisi lisan.

Awalnya, dongeng terkait erat dengan kepercayaan masyarakat primitif terhadap hal yang bersifat supranatural, dan kemudian diaplikasikan dalam kehidupan manusia, seperti animisme dan dinamisme.

Dongeng juga termasuk dalam cerita fantasi yang bukan hanya menjadi sumber hiburan semata, melainkan memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan anak-anak.

Sejak zaman dahulu, dongeng diciptakan sebagai media untuk mengajarkan pendidikan moral terhadap anak-anak.

Oleh karena itu, dongeng tidak hanya sekadar menjadi narasi yang menarik, tetapi juga menjadi alat untuk membentuk karakter yang telah terbukti memberikan manfaat selama berabad-abad.

Untuk memahami apa yang dimaksud dengan dongeng, pada artikel ini Parboaboa ini akan menjelaskan secara komprehensif mulai dari pengertian, ciri, jenis, struktur, fungsi, tujuan, unsur, cara pembuatan, hingga contohnya. Yuk, simak pembahasan ini sampai tuntas.

Apa itu Dongeng?

Secara umum, dongeng sering dianggap sebagai wujud sastra klasik yang mengisahkan peristiwa luar biasa dan penuh imajinasi, sehingga masyarakat menyadari bahwa cerita tersebut bersifat khayal dan tidak sesungguhnya terjadi.

Mengutip dari buku berjudul Dongeng Animasi 3D: Gadis Gembala dan Penyapu Cerobong karya Bhuana Populer (2013), dongeng adalah bagian dari warisan sastra lama yang telah diwariskan secara turun temurun oleh leluhur kita.

Warisan ini terus berkembang seiring berjalannya waktu dan seringkali digunakan sebagai narasi sebelum tidur bagi keturunan mereka.

Sementara, dikutip dari buku berjudul 30 Dongeng Seru Lima Benua karya Fajriatun Nurhidayati (2018), dongeng adalah cerita yang bersifat fiksi dikenal sebagai cerita rakyat (Folktale).

Biasanya, dibuat berdasarkan dari berbagai kelompok etnis, masyarakat, atau wilayah di berbagai penjuru dunia. Selain itu, cerita dongeng tidak sesuai dengan kenyataan, dan penuh dengan cerita fantasi.

Ciri-ciri Dongeng

Terdapat ciri ciri dongeng adalah sebagai berikut yang perlu diketahui:

1. Disebarkan Secara Lisan

Dongeng pada masa lalu disampaikan secara lisan melalui komunikasi mulut ke mulut.

Cerita ini berpindah dari satu orang ke orang lain, melintasi generasi tanpa melibatkan tulisan atau media tertulis. Proses ini menggambarkan tradisi lisan yang kaya akan narasi dan nilai-nilai budaya.

2. Deskripsi Lebih Detail

Ciri dongeng mencakup berbagai versi karena penyebarannya yang lisan.

Setiap pengisahan ulang oleh pembawa cerita baru dapat menyebabkan variasi dalam detail cerita, karakter, atau akhir cerita, memberikan warna yang unik pada setiap versi dongeng.

3. Bersifat Anonim

Penulis atau pencipta dongeng umumnya tidak diketahui secara spesifik.

Dongeng menjadi karya kolektif masyarakat, dan sering kali atribusi tidak diberikan pada individu tertentu. Namun, kepopuleran dongeng tidak terganggu oleh ketidakjelasan ini.

4. Memiliki Pola

Penulisan dongeng sering mengikuti pola atau format tertentu.

Ini bisa mencakup penggunaan klise, struktur pembukaan yang khas, dan penutup baku. Pola ini membantu mendefinisikan karakteristik dongeng dan memberikan kesan yang khas pada pendengarnya.

5. Memiliki Fungsi

Dongeng adalah cerita yang terbagi menjadi beberapa macam dalam kehidupan kolektif dan masyarakat.

Selain sebagai sarana hiburan, dongeng berfungsi sebagai alat pendidikan, memuat nilai-nilai moral, menjadi pelipur lara, menjadi bentuk protes sosial, dan memungkinkan manusia mengekspresikan dan memahami keinginan tersembunyi mereka.

6. Sifat Pralogis atau Logika Sendiri

Dongeng seringkali mengandung logika atau pra logika tersendiri yang tidak selalu sesuai dengan logika umum atau nalar manusia.

Ini memberikan kebebasan kepada dongeng untuk mengekspresikan dunia imajinatif dan fantastis, membebaskan cerita dari keterikatan pada realitas yang ketat.

7. Milik Bersama

Karena tidak ada penulis atau pencipta yang dapat diidentifikasi secara khusus, dongeng dianggap sebagai milik bersama masyarakat.

Ini menciptakan rasa kepemilikan dan keterlibatan kolektif dalam memelihara dan meneruskan dongeng dari satu generasi ke generasi berikutnya.

8. Sifat Polos dan Lugu

Dongeng umumnya bersifat fiksi atau dikenal seperti polos dan lugu dalam penyampaian ceritanya.

Keberanian dalam kesederhanaan dan spontanitas ini mencerminkan proyeksi emosi manusia yang murni dan jujur, menciptakan koneksi emosional dengan pendengar.

9. Penokohan yang Tidak Mendetail

Penulisan dongeng adalah tidak memberikan penjelasan mendetail tentang karakter dalam ceritanya.

Ini memungkinkan pendengar untuk lebih banyak berimajinasi dan mengaitkan karakter dengan pengalaman atau nilai-nilai pribadi mereka sendiri.

Tujuan Dongeng

Salah satu tujuan utama dari dongeng adalah menjadi sarana efektif untuk mewariskan nilai dan pesan moral kepada pembacanya.

Dalam setiap cerita, terdapat pesan moral yang disisipkan melalui pengalaman tokoh-tokoh dalam menghadapi berbagai tantangan dan kejadian.

Dongeng memberikan ruang bagi penyampaian nilai-nilai etika dan karakter, seperti kejujuran, kesabaran, kerja keras, dan sikap-sikap positif lainnya.

Dengan menyajikan situasi yang menggambarkan akibat dari tindakan baik atau buruk, dongeng memberikan contoh konkret yang dapat membentuk persepsi dan sikap pembaca terhadap nilai-nilai tersebut.

Melalui narasi yang menarik, dongeng menciptakan ikatan emosional antara pembaca dan karakter-karakternya, memungkinkan pembaca untuk lebih mudah meresapi dan memahami pesan moral yang ingin disampaikan.

Dengan demikian, tujuan orang membaca dongeng adalah sebagai alat penting dalam pendidikan karakter dan pengembangan moralitas generasi muda serta dapat menghibur pembacanya.

Fungsi Dongeng

Fungsi dongeng adalah penting untuk perkembangan anak-anak, seperti:

1. Mengajarkan Nilai-nilai Moral

Melalui cerita dongeng, anak-anak dapat memperoleh pemahaman tentang nilai-nilai moral seperti kebaikan, kejujuran, kesabaran, dan kerja keras.

Dongeng membantu membentuk karakter mereka dengan menyampaikan prinsip-prinsip moral secara menarik.

2. Pengembangan Kreativitas dan Imajinasi

Dongeng mengajak anak-anak masuk ke dalam dunia imajinatif yang penuh dengan keajaiban.

Cerita fantasi dalam dongeng merangsang imajinasi mereka dan mendukung perkembangan kreativitas, memungkinkan mereka membayangkan tempat baru dan bertemu dengan tokoh-tokoh ajaib.

3. Menghibur

Sebagai alat hiburan, dongeng memiliki peran penting dalam menyajikan cerita menarik dan mengasyikkan.

Cerita ini bisa menjadi sumber kegembiraan dan hiburan baik untuk anak-anak maupun orang dewasa, juga dapat menjadi teman di saat kesepian atau dalam situasi sulit.

4. Memberikan Pemahaman tentang Dunia dan Kehidupan

Dongeng membantu anak-anak memahami dunia sekitar mereka dan konsep-konsep kehidupan.

Melalui cerita yang mencerminkan realitas, anak-anak dapat belajar tentang hubungan sosial, nilai-nilai budaya, serta cara menghadapi berbagai situasi hidup.

Unsur Dongeng

Terdapat sejumlah unsur dongeng adalah sebagai berikut:

1. Tema

Tema menjadi pondasi utama sebuah dongeng, mencakup gagasan dan ide pokok yang menggerakkan cerita. Terdapat dua jenis tema, yakni tersirat dan tersurat.

2. Latar

Latar memberikan informasi tentang konteks ruang, waktu, dan suasana di dalam karya sastra, memperkaya pengalaman pembaca terhadap peristiwa cerita.

3. Alur

Alur menggambarkan urutan peristiwa yang saling terkait dalam dongeng, terbentuk melalui hubungan sebab akibat. Pemahaman terhadap alur memudahkan pembaca dalam memahami peristiwa cerita.

4. Tokoh

Tokoh adalah elemen penting dalam dongeng, menjadi pelaku utama yang mengemban berbagai peristiwa cerita.

4. Penokohan

Penokohan melibatkan cara pengarang menggambarkan watak tokoh, mencakup sifat, karakter, dan kondisi fisik para tokoh.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang mencerminkan perspektif pengarang dalam menyampaikan cerita dongeng, memberikan dimensi tambahan pada pengalaman membaca.

6. Majas

Majas sebagai gaya bahasa yang diterapkan dalam dongeng untuk menciptakan efek tertentu, menjadikan cerita lebih hidup dan menarik.

7. Amanat

Amanat adalah pesan moral yang disampaikan penulis kepada pembaca, memberikan dimensi nilai dan pemahaman yang mendalam terhadap cerita dongeng.

Jenis-jenis Dongeng

Jenis-jenis Dongeng (Foto: Parboaboa/Winda) 

Setelah memahami pengertian dan ciri dongeng, adapun jenis-jenis dongeng adalah sebagai berikut:

1. Fabel

Fabel mengisahkan tentang binatang yang memiliki sifat dan perilaku manusia. Naratif ini sering ditemukan dalam kisah hewan di berbagai setting seperti hutan atau tempat lain.

2. Legenda

Legenda merupakan cerita rakyat yang mencakup peristiwa dalam kehidupan masyarakat, seringkali terkait dengan asal usul tempat, nama daerah, atau fenomena alam dan lingkungan sekitar.

3. Mite atau Mitos

Mitos adalah dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang tidak rasional, sering melibatkan makhluk halus, dewa-dewi, atau hal gaib.

4. Cerita Sage

Sage mengisahkan sejarah tokoh tertentu yang ditandai oleh kebaikan, keberanian, kesaktian, dan kepahlawanan. Dongeng ini menggabungkan unsur sejarah dengan elemen cerita fantasi rakyat.

5. Parabel

Parabel adalah cerita yang membawa pesan pendidikan, baik dalam konteks agama, moral, maupun pendidikan umum, disampaikan secara tersirat.

6. Dongeng Jenaka atau Lelucon

Dongeng jenaka adalah cerita lucu yang melibatkan tokoh-tokoh dengan elemen humor.

7. Dongeng Biasa

Selain jenis di atas, ada juga dongeng biasa yang menceritakan kisah sehari-hari, menggambarkan perjalanan emosional, dan mengeksplorasi impian serta tantangan dalam kehidupan seseorang.

Struktur Dongeng

Terdapat tiga struktur dongeng antara lain:

1. Pendahuluan

Bagian pengantar, atau yang sering disebut pendahuluan, menjadi pintu gerbang menuju cerita dongeng. Fungsinya adalah memberikan gambaran singkat mengenai inti cerita yang akan dibahas.

2. Isi

Isi cerita dalam dongeng adalah peristiwa paling penting dalam alur penceritaan. Bagian ini menggambarkan peristiwa yang saling terhubung secara kronologis.

3. Penutupan

Bagian penutup, yang muncul di akhir cerita dongeng, tidak hanya berfungsi sebagai penutup narasi, tetapi juga menyampaikan pesan moral serta kata-kata penutup yang dapat merangkum cerita secara keseluruhan.

Cara Membuat Dongeng

Apabila kamu tertarik untuk membuat dongeng, berikut cara yang bisa dilakukan:

1. Menentukan Tema

Mulailah dengan menentukan tema atau gagasan utama yang ingin kamu sampaikan dalam dongeng.

Tema ini dapat menjadi landasan untuk mengembangkan cerita dan memberikan fokus pada pesan yang ingin kamu sampaikan.

2. Menentukan Tokoh

Pilih tokoh utama dan pendukung yang akan terlibat dalam cerita.

Berikan karakteristik khusus pada masing-masing tokoh untuk membuat mereka menarik. Pertimbangkan peran dan hubungan antar tokoh dalam pengembangan plot.

3. Menciptakan Konflik

Perlu diingat dongeng adalah cerita yang tidak nyata hanyalah khayalan.Setiap cerita memerlukan elemen konflik untuk menjaga ketegangan dan ketertarikan pembaca.

Tentukan konflik utama yang akan dihadapi tokoh dalam cerita dan bagaimana mereka akan mengatasi tantangan tersebut.

3. Menentukan Alur dan Setting Cerita

Susun alur cerita dengan merinci urutan peristiwa yang akan terjadi.

Tentukan juga setting cerita, yaitu tempat dan waktu di mana cerita berlangsung. Setting yang baik dapat memberikan nuansa dan atmosfer yang sesuai dengan tema.

4. Tulis Dongeng

Mulailah menuliskan dongeng dengan memperhatikan struktur yang sudah kamu rancang.

Gunakan bahasa yang sesuai dengan audiens target dan jangan ragu untuk memasukkan detail-desain dan deskripsi yang memperkaya cerita.

5. Memperbanyak Bacaan

Untuk memperkaya imajinasi dan meningkatkan kemampuan bercerita, luangkan waktu untuk membaca berbagai jenis dongeng dan karya sastra lainnya.

Ini membantu kamu memahami berbagai gaya penulisan dan menemukan inspirasi baru.

6. Berlatih

Menulis dongeng, seperti keterampilan lainnya, memerlukan latihan. Teruslah berlatih menulis cerita dengan berbagai tema dan gaya. Ini membantu meningkatkan kemampuan kreatif dan naratif kamu

Contoh Dongeng

Contoh Dongeng (Foto: Parboaboa/Winda) 

Terdapat sejumlah contoh dongeng adalah sarat dengan pesan moral, seperti:

1. Kisah Tentang Anak Penggembala dan Serigala

Ada seorang anak penggembala yang bekerja untuk seorang pedagang kaya. Tugasnya adalah merawat domba sang majikan dan meminta bantuan warga jika ada serigala mendekati domba.

Merasa bosan dengan rutinitasnya, anak penggembala tiba-tiba berteriak, "Tolong! Ada serigala di sini!" Warga desa segera datang untuk membantu, namun mereka kesal karena anak penggembala hanya bermain-main.

Menikmati reaksi warga, anak penggembala terus menipu mereka dengan berpura-pura ada serigala.

Suatu hari, segerombolan serigala benar-benar mendekati domba dan anak penggembala. Ketakutan, dia berteriak meminta tolong, tetapi warga tidak lagi percaya padanya.

Akhirnya, anak penggembala menyesal dan belajar dari kesalahan tersebut.

2. Kura-Kura yang Angkuh

Sebuah kura-kura angkuh merasa seharusnya dia bisa terbang daripada berenang, dan dia kesal dengan tempurung beratnya. Dia selalu iri melihat burung-burung yang terbang di langit.

Suatu hari, kura-kura memaksa seorang angsa untuk membantunya terbang. Angsa menyarankan kura-kura untuk berpegangan pada sebatang kayu.

Kayu itu diangkat oleh angsa dan kura-kura terbawa terbang.

Namun sayangnya, genggaman kura-kura melemah dan dia jatuh dengan keras. Untungnya, dia selamat berkat tempurung yang selalu dia benci.

3. Kelinci dan Kura-Kura

Di dalam hutan, kura-kura menantang kelinci yang sering mengolok-oloknya untuk berlomba lari.

Dengan percaya diri, kelinci menerima tantangan kura-kura dan mengajak teman-teman hewannya untuk menyaksikan perlombaan antara kelinci dan kura-kura.

Saat perlombaan dimulai, kelinci melaju dengan cepat dan meninggalkan kura-kura jauh di belakang.

Namun, kura-kura tetap berusaha keras untuk mengejar dan meningkatkan kecepatan lari. Di tengah jalan, kelinci memutuskan untuk beristirahat, mengira bahwa kura-kura masih jauh di belakangnya.

Tetapi, ketika kelinci bangun, dia terkejut menemukan bahwa kura-kura telah melewati garis finish. Para hewan lain bersorak gembira melihat kura-kura menang, sementara kelinci pergi dengan rasa malu.

4. Persahabatan Tikus dan Singa

Seorang tikus nakal mengganggu singa yang sedang tidur, menyebabkan singa marah dan berencana untuk memakan tikus itu. Takut akan kemarahan singa, tikus menangis dan memohon ampun.

Karena kebaikan hati singa, tikus diampuni dan dilepaskan. Tikus bersyukur pada singa dan berjanji untuk membalas kebaikan singa.

Suatu hari, singa terperangkap dalam jaring pemburu dan terdengar rintihan kesakitan.

Tikus segera datang untuk membantu singa dengan mengunyah jaring pemburu hingga keduanya dapat melarikan diri dari jerat pemburu.

Itulah informasi lengkap seputar dongeng beserta dengan pengertian, ciri, jenis, dan contohnya, bagaimana tertarik untuk membuat cerita dongeng yang menginspirasi untuk anak-anak?

Editor : Ratni Dewi Sawitri

Tag : #karya sastra    #dongeng adalah    #pendidikan    #fungsi dongeng adalah    #struktur dongeng   

BACA JUGA

BERITA TERBARU