parboaboa

Kemunculan Virus Zombie di Lapisan Es Arktik Picu Wabah Baru

Wenti Ayu | Kesehatan | 24-01-2024

Virus Zombie merupakan virus kuno yang telah terkubur selama ribuan tahun di lapisan es kutub utara bumi. (Foto: PARBOABOA/Wenti Ayu)

PARBOABOA, Jakarta - Sebuah virus misterius dengan julukan 'zombie' telah muncul di Arktik, Siberia, memicu kekhawatiran akan kemungkinan pandemi baru.

Virus zombie yang baru muncul di Siberia bukanlah seperti dalam cerita horor.

Namun sebenarnya, istilah tersebut mengacu pada virus-virus kuno yang telah terkubur selama ribuan tahun di lapisan es kutub utara bumi.

Sebelumnya, Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat melaporkan kasus penyakit zombie pada rusa, yang disebabkan oleh Chronic Wasting Disease (CWD). 

Rusa yang terinfeksi berasal dari wilayah Cody, Wyoming, yang ditangkap sebagai bagian dari penelitian populasi.

Penyakit akibat virus ini membuat hewan menjadi kebingungan, mengeluarkan air liur, dan tidak terkoordinasi, sehingga tampak bertingkah seperti zombie sebelum akhirnya mati.

Pihak dinas Taman Nasional Yellowstone menyatakan bahwa ini merupakan kasus pertama CWD di taman nasional tersebut.

Para ilmuwan pun mengungkap kekhawatiran mereka terkait potensi pelepasan ribuan virus yang tertidur akibat perubahan iklim.

"Adanya perubahan ini dapat memicu wabah penyakit yang besar," ujar para ahli, seperti yang dilaporkan oleh The Guardian pada Rabu (24/1/2024).

Selain itu, kekhawatiran baru munculnya virus zombie dikaitkan dengan laporan mikroba Metuselah yang kini tengah diisolasi para peneliti. 

Mereka menyatakan bahwa temuan seperti ini berpotensi menjadi ancaman untuk munculnya pandemi baru, yang berasal dari virus yang telah ada pada masa lampau. 

Para ilmuwan saat ini sedang merencanakan pendirian jaringan pemantauan di wilayah Arktik, yang akan secara akurat mendeteksi kasus-kasus awal penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme purba.

Ahli genetika dari Universitas Aix-marseille, Jean-Michel Claverie, mengatakan bahwa analisis ancaman pandemi fokus pada penyakit yang mungkin muncul di wilayah selatan dan kemudian menyebar ke utara.

"Sebaliknya, perhatian yang minim diberikan terhadap potensi wabah yang dapat timbul di wilayah utara dan berpotensi menyebar ke selatan. Saya yakin itu adalah sebuah kekhilafan. Ada virus di luar sana yang berpotensi menginfeksi manusia dan memicu wabah penyakit baru," ungkapnya.

Pada 2014, Claverie memimpin sebuah tim ilmuwan yang berhasil mengisolasi virus yang masih hidup di wilayah Siberia.

Temuan mereka menunjukkan bahwa virus tersebut masih mampu menginfeksi organisme bersel tunggal, meskipun telah terkubur dalam lapisan es selama ribuan tahun.

Penelitian lebih lanjut pada tahun lalu juga mengungkapkan keberadaan beberapa jenis virus berbeda dari tujuh lokasi di Siberia. 

Hasilnya menunjukkan, virus dapat menginfeksi sel yang dikultur. Satu sampel virus berumur 48.500 tahun.

"Virus yang telah kami isolasi, terbukti hanya mampu menginfeksi amuba dan tidak menimbulkan risiko bagi manusia," ungkap Claverie.

Namun demikian, perlu diingat bahwa hal ini tidak menjamin bahwa virus lain yang saat ini terdapat di dalam lapisan es tidak memiliki potensi untuk menyebabkan penyakit pada manusia.

Menurut Claverie, peningkatan suhu di Arktik terjadi beberapa kali lebih cepat dibandingkan rata-rata pemanasan global. 

Ancaman terbesar bukan hanya dari pencairan langsung lapisan es, tetapi dari dampak lainnya seperti hilangnya es laut yang dapat melepaskan patogen ke atmosfer.

Claverie pun menyampaikan keprihatinannya terhadap rencana penambangan besar-besaran di Siberia, yang dapat melepaskan patogen ke udara dan meningkatkan risiko infeksi. 

Meskipun lapisan es memiliki kemampuan mengawetkan bahan biologis, perubahan iklim yang cepat membuka potensi bahaya yang belum teridentifikasi sebelumnya.

Sebagai respons, pihak berwenang perlu menyusun langkah-langkah pencegahan, termasuk karantina dan perawatan medis bagi individu yang terinfeksi. 

Kesadaran akan risiko potensial dari virus zombie ini perlu ditingkatkan, khususnya di wilayah Arktik yang rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Editor : Wenti Ayu

Tag : #virus    #virus zombie    #kesehatan    #siberia    #wabah   

BACA JUGA

BERITA TERBARU