parboaboa

Dedy Alexandria, Penjaga Warnet yang Sukses Jadi Ahli Tato Alis di Pematang Siantar

Rizal Tanjung | Daerah | 19-12-2023

Dedy Alexandria, ahli tato alis di Pematang Siantar. (Foto: Instagram @shadingalissiantarofficial)

PARBOABOA, Pematang Siantar – Kecelakaan yang mengubur mimpi Dedy Alexandria (38) sebagai seorang fotografer tak mampu merenggut semangatnya. 

Malah, dari lika-liku pahit itulah, Dedy berhasil membangun karier sebagai seorang pengusaha tato alis.

Beralamat di Jalan Hokky No. 7A Pematang Siantar, Medan, Sumatera Utara (Sumut), Dedy menamai usahanya dengan sebutan ‘Shadding Alis Siantar’. 

"Saya terjun ke dunia tato alis itu secara tidak sengaja," ujarnya saat mengawali perbincangan dengan PARBOABOA, Sabtu (16/12/2023).

Awalnya Seorang Penjaga Warnet

Pada 2009, Dedy yang hanya penjaga warung internet (warnet), bermimpi menjadi fotografer dan berjuang menabung untuk membeli kamera. 

Namun, kecelakaan datang dan mengubah segalanya. Tabungannya pun lenyap untuk membayar pengobatan. 

Kecelakaan itu membuat Dedy merefleksi diri, semangatnya yang sempat pudar kembali menguat. Ia mulai menggagas ide dengan membuat mesin tato rakitan menggunakan dinamo tamiya. 

Meskipun belum sepenuhnya memahami dunia seni tato, Dedy terus belajar mendalaminya. Perjalanan sebagai pentato pun dimulai dari kedai-kedai tuak, meski dengan bayaran Rp5 ribu dan mendapat makanan gratis.

“Seenggaknya perut saya selamat, karena saya datang ke Siantar ini sendiri, tanpa ada sanak-saudara untuk mengadu," ceritanya dengan tawa.

Empat tahun setelahnya, Dedy meyakinkan diri dan memutuskan untuk fokus menjadi seorang pentato profesional. Seni tato mulai didalami lebih jauh dan menggunakan perlengkapan yang lebih aman. 

Tak lupa, dirinya turut menerima tawaran pekerjaan di sebuah salon untuk membuat tato alis atau microblading.

Pekerjaan membuat tato alis baginya tidak begitu melelahkan, tidak seperti menato gambar yang bisa memakan waktu berjam-jam.

Keahliannya dalam membuat tato alis pun dikenal secara luas. Karya tangan yang apik dan sempurna membuat orang-orang tertarik untuk menggunakan jasanya, hingga akhirnya ‘Shadding Alis Siantar’ berdiri.

“Uniknya, kebanyakan ibu-ibu bahkan nenek-nenek yang sampai mau mengantre untuk membuat tato alis,” katanya.

Lama lama, ekonomi pun Dedy berubah. Dirinya semakin populer sehingga harga tato alis yang mulanya sebesar Rp300 ribu kini menjadi 600 ribu per orang.

"Jadi, perjalanan saya sampai menjadi pembuat tato alis itu tidak disengaja dan cukup lucu," katanya dengan tersenyum.

Kualitas dan Kenyamanan Jadi Prioritas

Proses pembuatan alis di Shadding Alis Siantar. (Foto: Instagram @shadingalissiantarofficial)

Bagi Dedy, kualitas dan kenyamanan pelanggan adalah fokus utama dalam setiap proses pembuatan tato alis yang dilakukannya. 

Sebelum memulai, Dedy menjalankan kewajibannya untuk melakukan konsultasi dengan pelanggan tanpa dikenakan biaya. 

Tujuan dari konsultasi ini adalah untuk memastikan kesehatan dan kenyamanan pelanggan serta memahami keinginan mereka agar hasilnya sesuai dengan harapan.

Dedy kemudian melanjutkan dengan mengoleskan krim anestesi pada area alis pelanggan selama 30 menit. 

Proses pembuatan tato alis oleh Dedy hanya memakan waktu sekitar lima belas menit, yang jauh lebih singkat dibandingkan dengan durasi rata-rata yang bisa mencapai satu jam atau lebih. 

Hal ini disebabkan oleh pengalaman dan keahlian Dedy yang terus berkembang, sehingga proses tersebut tidak menyita waktu berlebihan bagi konsumen.

Kendati begitu, Dedy mengakui bahwa pekerjaannya tidaklah mudah dan seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama berkaitan dengan keyakinan pelanggan terhadap kemampuan dan keahliannya dalam menciptakan tato alis berkualitas. 

Namun, Dedy berhasil mengatasi hal ini dengan membuktikan kualitas hasil karyanya, didukung oleh penggunaan peralatan berkualitas dan referensi dari pelanggan sebelumnya.

"Sejauh ini, tidak ada keluhan dari klien mengenai hasil tato alis yang saya buat. Itulah mengapa saya selalu menjaga profesionalisme dan perfeksionisme. Saya berusaha keras agar tidak ada keluhan yang timbul."

Tato Alis yang Lebih Natural

Hasil tato alis Dedy Alexandria. (Foto: Instagram @shadingalissiantarofficial)

Tato alis yang umumnya terkesan kaku dan kurang menarik, membuat Dedy tidak berhenti di situ saja. Sebaliknya, ia menyelami aspek tersebut lebih mendalam, menciptakan tato alis yang tampak lebih alami.

Dalam perjalanannya, Dedy terus mengasah keahliannya dalam seni mentato alis, menggunakan peralatan canggih untuk menghasilkan tato alis yang realistis. 

Ia juga aktif berdiskusi dengan rekan-rekan ahli dalam dunia makeup artis untuk memperoleh wawasan dan pemahaman yang lebih baik dalam menciptakan tato alis yang terlihat natural.

Kecintaannya terhadap seni tato alis diperkuat dengan pemahaman mendalam terhadap anatomi wajah dan kemampuannya untuk menyesuaikan bentuk alis sesuai struktur wajah pelanggannya. 

Dirinya bahkan berniat mengikuti pelatihan tentang tren dalam dunia tato alis yang sudah berkembang di Bali, termasuk inovasi dalam dimensi tiga dan enam.

Dalam merancang tato alis yang natural, Dedy menetapkan harga sebesar Rp 600 ribu dengan masa ketahanan tiga tahun. Untuk tato alis kualitas diamond dengan masa ketahanan enam tahun, harga yang ditetapkan adalah Rp 1 juta. 

Meskipun pendapatannya rata-rata mencapai di atas Rp 30 juta setiap bulan, Dedy menekankan bahwa sebagian besar penghasilannya digunakan untuk membeli peralatan baru demi menghasilkan karya tato alis yang sempurna.

Ditanya mengenai masa depan seni tato alis, Dedy menyatakan optimisme dan dukungannya terhadap perkembangan seni ini. 

Ia pun berharap agar muncul generasi yang semakin tertarik untuk menggali lebih dalam dalam seni tato alis.

Review Pelanggan

Hana Hasibuan (47), salah satu pelanggan setia, dengan tulus menyampaikan kepuasannya setelah mempercayakan penataan tato alisnya pada keterampilan Dedy. 

Menurutnya, memasang tato alis bukan hanya sekadar solusi praktis, tetapi juga transformasi penting untuk mendukung penampilan saat beraktivitas di luar rumah.

"Yang paling sulit dan memakan waktu itu merias alis, terutama saat terburu-buru. Apalagi kalau terkena hujan, alis yang sudah diatur dengan susah payah bisa luntur dan harus dibentuk kembali," ungkapnya. 

Pemasangan tato alis oleh Dedy tidak hanya memberikan kemudahan dan efisiensi dalam berdandan bagi Hana. 

Setelah mandi, kini Hana hanya perlu menyempurnakan penampilannya dengan sedikit bedak dan lipstik saja.

Lebih dari sekadar praktis, Hana juga merasakan peningkatan signifikan dalam rasa percaya diri setelah memiliki tato alis. 

Baginya, kepastian bahwa penampilan alisnya tetap terjaga dengan baik memberikan rasa aman dan keyakinan yang tak ternilai harganya.

Editor : Aprilia Rahapit

Tag : #tato alis    #pematang siantar    #daerah    #kisah inspiratif    #berita sumut   

BACA JUGA

BERITA TERBARU