PARBOABOA, Pematang Siantar - Meski masih terbilang minim peminat, namun komunitas olahraga skateboard di Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara telah berusia lebih dari 10 tahun.
Komunitas skateboard pertama didirikan di Pematang Siantar sekitar tahun 2000 oleh sekelompok siswa SMA Negeri 2 dan SMA Budi Mulia.
Menurut salah seorang anggota komunitas skateboard, Andy Nova (28), saat ini komunitas tersebut dilanjutkan oleh generasi kedua yang dimulai sejak 2011.
“Generasi pertamanya sudah memiliki kesibukan masing-masing, sehingga sekarang kami generasi kedua yang melanjutkan," katanya kepada PARBOABOA, Sabtu (21/10/2023).
Saat ini jumlah anggota komunitas skateboard di Pematang Siantar mencapai 30 orang. Andy mengungkapkan, ada berbagai alasan generasi muda di Pematang Siantar tertarik dengan skateboard.
“Sebagian besar ingin tampil keren dan mengasah hobi mereka, sementara yang lain melihat skateboard sebagai potensi karir," ungkapnya.
Selain itu, Andy juga mengaku mereka sering diundang melakukan pertunjukan di berbagai acara-acara seni di Pematang Siantar.
Hanya saja, yang menjadi ironi dalam perkembangan skateboard di Pematang Siantar adalah minim dan stagnannya fasilitas.
Andy mengatakan, fasilitas untuk olahraga skateboard di Pematang Siantar kurang memadai untuk mengembang hobi mereka. Bahkan beberapa fasilitas yang mereka bangun, salah satunya di Lapangan Haji Adam Malik secara mandiri hilang dicuri orang.
“Padahal, minat terhadap skateboard di kalangan anak muda masih sangat besar," ungkapnya.
Imbas minimnya fasilitas di Pematang Siantar, kata Andy, komunitas ini tak jarang ikut mengadakan acara di Parapat. Seperti Skate Rock di 2022 dan Skate Day pada Juni 2023.
“Dulu selama masa jabatan Walikota Hefriansyah, komunitas skateboard berhasil berkolaborasi dengan Pemerintah Kota, mengadakan kegiatan yang disebut car free day, di mana anak-anak skateboard dapat berkumpul di depan Kantor DPRD. Namun, saat ini, dukungan dari pemerintah tampaknya telah merosot," ungkapnya.
Andy mengakui, pemerintah memang menyediakan tempat untuk skateboarder bermain di Lapangan Merdeka, tetapi fasilitas yang ada itu tidak memenuhi syarat keselamatan. Pemko bermaksud memberikan kejutan kepada anak-anak skate, namun skatepark yang dibangun tidak memenuhi syarat untuk digunakan.
“Saya sangat menghargai Pemko membuat fingerpark untuk kami di Lapangan Merdeka, namun mereka tidak melakukan riset terlebih dahulu sebelum membangun fingerpark-nya. Fasilitas fingerpark tersebut tidak sesuai dengan kapasitas kami, karena itu sangat berbahaya bagi anak skateboard terkhusus yang masih pemula," jelasnya.
Saat ini komunitas skateboard Pematang Siantar membuat skatepark di Parapat yang didukung Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Sementara untuk belajar atau berlatih, komunitas skateboard Pematang Siantar menggunakan lapangan Siantar Hotel dan jalanan di Pematang Siantar.
Andy berharap Pemko Pematang Siantar lebih memperhatikan komunitas-komunitas seperti mereka, karena skateboard tidak hanya merupakan hobi, tetapi juga sarana untuk menghindari hal-hal negatif.
"Kami berharap agar pemerintah memfasilitasi tempat bermain kami sehingga Pematang Siantar bisa menjadi tempat yang banyak dikunjungi, bukan hanya sekadar kota transit," ujarnya.
Tidak hanya itu, komunitas skateboard Pematang Siantar juga membuka pintu untuk generasi muda yang baru memulai perjalanan skateboard mereka. Andy dan teman-temannya mengaku akan mengajari mereka dengan senang hati, baik secara privat maupun secara terbuka.
"Untuk bergabung dengan komunitas skateboard ini, bisa mengikuti Instagram @siantarskateboardingg. Persyaratannya hanya perlu memiliki papan skate sendiri dan terutamanya adalah attitude. Komunitas Skateboard Pematang Siantar siap menyambut semua yang ingin bergabung," imbuh Andy Nova.