parboaboa

Metode Freeze Drying ASI Aman atau Tidak?

Fika | Kesehatan | 10-05-2024

Ilustrasi proses pembuatan air susu ibu menjadi bubuk. (Foto: PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA, Medan – Muncul tren baru yang berkembang di media sosial. Sebuah metode membekukan Air Susu Ibu (ASI) kemudian mengubahnya menjadi bubuk (freeze-dried).

Metode freeze-drying atau pengeringan beku ASI menjadi bentuk bubuk dikenal sebagai teknik lyophilization. Proses pembekuan ini dilakukan pada suhu ekstrem sekitar -50 derajat celcius selama tiga sampai lima jam.

Kemudian, ASI yang sudah beku susu bubuk menggunakan teknik sublimasi. Teknik sublimasi ini adalah transisi ekstraksi air selama dua hari langsung dari bentuk padat (es) ke gas (uap air) tanpa fase cair. Secara umum, satu liter ASI akan menghasilkan sekitar 140 gram susu bubuk.

Pembekuan ASI ini bertujuan memperpanjang umur simpan ASI. Biasanya menyimpan ASI bisa dilakukan paling lama enam bulan. Sedangkan bila sudah menjadi bubuk, masa penyimpanan bisa menjadi tiga tahun.

Berbagai alasan dikemukakan untuk melakukan freeze drying ASI ini. Salah satunya adalah penghematan ruang penyimpanan ASI. Selain itu kenyamanan untuk ibu yang sering bepergian dan ingin terus memberikan ASI di luar masa cuti melahirkan.

Proses pembekuan ASI ini lazim dilakukan pada praktik rumahan. Proses inilah yang diperkirakan dapat menimbulkan serangkaian perubahan fisik pada komponen utama ASI.

Contohnya, seperti saat lapisan lemak pecah dan perubahan pada struktur kasein. Terjadi juga penurunan komposisi faktor bioaktif protein seiring lamanya penyimpanan beku.

Terkait freeze drying ASI Ketua Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Naomi Esthernita Fauzia Dewanto mengatakan dampak pengeringan beku pada komponen penting ASI saat ini masih belum diketahui.

Menurutnya, proses ini dinyatakan dapat mempertahankan struktur molekul susu. Akan tetapi penggunaan suhu tinggi saat proses pengeringan untuk menghilangkan kandungan air. Diperkirakan freeze drying ini berdampak pada rasa dan kualitas ASI.

Pasalnya, hingga saat ini tidak ada penelitian yang memadai terkait apakah freeze drying ASI memiliki rasio protein, lemak, karbohidrat yang tepat sebagai sumber nutrisi yang penting yang dibutuhkan bayi. Termasuk zat aktif untuk kekebalan tubuh dan tumbuh kembang bayi.

Selain itu, metode freeze drying ini tidak melalui prosedur pasteurisasi yang bertujuan membunuh bakteri berbahaya. Diketahui, pasteurisasi sengaja dihindari untuk menjaga probiotik vital yang ada dalam ASI.

Dengan berbagai proses itu, maka risiko kontaminasi tetap menjadi ancaman. Terutama ketika menambahkan air ke dalam bubuk ASI kering sebelum diberikan kepada bayi.

Satgas ASI IDAI juga memberikan catatan khusus mengenai apakah produk freeze-dried ASI merupakan Radha’ah. Masalah ini penting bagi mayoritas umat muslim Indonesia.

Radha'ah adalah hubungan kekerabatan yang terbentuk ketika seorang wanita menyusui bayi yang bukan anak kandungnya.

Apabila bubuk freeze-dried ASI dilarutkan kembali dengan air, secara wujud warna serta rasanya kembali menjadi susu, maka berlaku Radha’ah bagi semua pihak terkait.

Naomi Esthernita Fauzia Dewanto menjelaskan bahwa proses menyusui dan memerah ASI untuk bayi memang terasa melelahkan. Hal ini tentunya dapat dimengerti jika akhirnya seorang ibu ingin mencari cara termudah untuk memastikan bayi tetap memperoleh ASI.

“Disarankan untuk menyusui langsung agar ibu dan bayi bisa lebih dekat satu sama lain. Menumbuhkan rasa aman dan meningkatkan ikatan antara orangtua dan anak. Menyusui bukan sekadar memberikan ASI,” jelas Naomi, dalam keterangan tertulisnya yang diterima PARBOABOA, Jumat (10/05/2024).

Satgas ASI IDAI mengeluarkan peringatan kepada semua pihak agar tidak gegabah mempromosikan atau memberikan freeze-dried ASI kepada bayi.

Terutama untuk bayi dengan kondisi kesehatan khusus seperti prematur atau yang memiliki masalah kekebalan tubuh atau penyakit kronis. Zat aktif yang menjadikan ASI sangat bermanfaat bisa hilang saat proses pengeringan.

Selain itu, susu bubuk hasil proses ini tidak sepenuhnya steril dan berisiko terkontaminasi bakteri selama disimpan. Metode pembekuan kering ASI ini adalah teknologi yang masih sangat baru.

Metode ini dinilai belum lengkap melalui riset ilmiah sehingga belum ada aturan atau rekomendasi penggunaannya oleh organisasi kesehatan seperti CDC (Centers for Disease Control and Prevention), AAP (American Academy of Pediatrics) atau FDA (Food and Drug Administration).

Editor : Fika

Tag : #asi    #freeze dried    #pasteurisasi    #idai   

BACA JUGA

BERITA TERBARU