Ratni Dewi Sawitri | Islam | 18-02-2023
PARBOABOA – Umat Islam diharapkan dapat mengetahui niat dan tata cara pelaksanaan shalat gerhana bulan. Berdasarkan ijma yang merupakan sumber hukum Islam, shalat gerhana bulan hukumnya adalah sunnah muakkad.
Gerhana bulan merupakan sebuah fenomena astronomi yang terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan berada dalam satu garis lurus, dan bumi berada diantara keduanya. Pada November tahun lalu, tepatnya pada malam purnama 14 Rabiul Akhir 1444 H. Telah terjadi Gerhana Bulan Total (GBT). Peristiwa alam ini telah tertuang dalam Al – Quran surah Yasin ayat 40:
لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Artinya: “Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan alam pun tidak dapat mendahului siang. Masing – masing beredar pada garis edarnya (orbit).
Gerhana bulan adalah salah satu fenomena alam yang merupakan bukti tanda kebesaran Allah SWT. Nabi Muhammad SAW secara tegas mengatakan dalam hadits shahih,” Peritiwa itu adalah bagian dari ayatullah, dan terjadi bukan karena kematian atau kehidupan seseorang.”
Maka dari itu, Rasulullah sangat menganjurkan umat Islam untuk melaksanan niat shalat gerhana bulan saat fenomena tersebut berlangsung. Hal ini tertuang dalam firman Allah SWT berikut ini :
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Artinya: “Sebagian tanda – tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Jangan kalian bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan, tetapi bersujudlah kalian kepada Allah yang menciptakan semua itu, jika kamu hanya menyembah-Nya.” (QS. Fushilat:37)
Anjuran niat shalat gerhana bulan juga diterangkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al – Bukhari berikut ini:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللّٰهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَادْعُوا اللّٰهَ وَصَلُّوا حتَّى تَنْكَشِفَ
Artinya : “Matahari dan bulan merupakan setengah dari beberapa tanda kekuasaan Allah, bukan karena matinya seseorang atau bukan (pula) karena hidupnya, maka ketika kalian melihat gerhana, berdoalah dan shalatlah sampai gerhana tersebut hilang (terang).” (HR. Al Bukhari)
Berikut ini Parboaboa akan membagikan niat dan tata cara pelaksanaan shalat gerhana bulan beserta tata cara dan doanya.
Shalat gerhana bulan disebut juga sebagai shalat khusuf. Shalat gerhana bulan dikerjakan sebanyak 2 rakaat. Adapun niatnya sebagai berikut:
1. Apabila menjadi imam
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً لله تَعَالَى
Latin : Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini imaaman lillahi ta’aala.
Arinya : “Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta’ala.”
2. Apabila menjadi makmum
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ مَأمُومًا لله تَعَالَى
Latin : Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini ma’muuman lillahi ta’aala.
Artinya: “ Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
3. Apabila mengerjakan shalat gerhana bulan sendiri
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى
Latin : Usholli sunnatal khusuufi raok’ataini lillahi ta’aala.
Artinya : “Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Shalat gerhana bulan dilaksanakan tanpa didahului dengan azan dan ikamah. Umumnya, shalat ini dilaksanakan pada saat malam hari. Tata caranya adalah sebagai berikut:
Setelah selesai melaksanakan shalat gerhana bulan, selanjutnya imam akan menyampaikan khutbah kepada para jamaah yang berisikan tentang anjuran untuk selalu berdzikir, berdoa, beristighfar, dan bersedekah.
Demikianlah niat shalat gerhana bulan beserta dengan tata cara pelaksanaannya. Sesugguhnya mendirikan sholat jauh lebih baik daripada hanya mengungkapkan kecemasan atas fenomena tersebut.
Editor : -
Tag : #pendidikan islam #niat shalat gerhana bulan #islam #tata cara shalat gerhana bulan