parboaboa

Pembangunan Drainase di Medan Pecahkan Pipa PDAM, Air Bersih ke Warga Tersendat

Susanna Hutapea | Daerah | 20-10-2023

Warga di Jalan Punak, Sei Putih Timur I dan Jalan Pasundan, Kota Medan, Sumatra Utara mengeluhkan tersendatnya aliran air PDAM Tirtanadi imbas perbaikan drainase. (Foto: PARBOABOA/Susanna Hutapea)

PARBOABOA, Medan - Warga di Jalan Punak, Sei Putih Timur I dan Jalan Pasundan, Kota Medan, Sumatra Utara mengeluhkan tersendatnya aliran air dari PDAM Tirtanadi imbas perbaikan drainase di sejumlah titik di kota itu.

Menurut salah seorang warga di Jalan Punak, Lena, air PDAMnya tidak lancar mengalir sebulan terakhir.

Bahkan, kata dia, pernah tiga hari berturut-turut air tidak mengalir dan membuat warga terpaksa membeli air galon untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari ini.

"Kurang lebih sudah sebulan air di sini macet. Pertamanya hidup mati gitu, sehari mati, besoknya lancar terus. Setelah itu mati total selama dua hari, tidak nyala sama sekali. Akhirnya demo lah kami ke depan Indomaret situ," kesalnya kepada PARBOABOA dengan logat khas Batak.

Lena mengaku hanya ingin kebutuhan air tetap terpenuhi meski Pemkot Medan memperbaiki drainase.

"Kami menuntut air saja yang dipenuhi. Mereka sempat bilang bahwa dari depot nanti yang menyediakan. Lalu orang PDAM datang dan bilang mau memasang pipa. Kan sebenarnya pipanya yang patah mereka buat sewaktu menggali. Makanya mati air kami. Setelah kami demo itu, dipasanglah air pada malam itu," jelasnya.

Hanya saja, setelah pemasangan pipa, air PDAM hanya mengalir di subuh hari.

"Enggak tahu pasti berapa jam nyala airnya. Paling dicoba-coba belakangan ini nyala di jam 3 sampai jam 6 pagi. Terakhir begini lah sampai sekarang terus. Entah sampai kapan kami begini terus," keluh Lena.

Ia juga mengaku telah menghubungi PDAM setempat untuk meminta air, namun tak kunjung datang.

"Kami sudah hubungi 2 kali sama call centre-nya. Tapi katanya 1x24 jam akan dikirim nanti tangki air ke rumah warga terutama yang ngelapor juga dihubungi, tapi enggak ada. Kami tunggu 1x24 jam tidak ada. Saudaraku juga sudah telpon, sudah banyaklah laporan, tapi enggak dikirim-kirim juga tangki airnya. Ada nomor laporannya samaku. Kucatat itu," kesalnya dengan logat khas Batak.

Hal senada juga disampaikan N boru Pasaribu yang mengaku kesulitan mendapatkan air selama pengerjaan drainase.

"Memang pengerjaan drainase ini kan bagus untuk memperbaiki jalan dan parit ya. Tapi sebulanan ini air kami macet. Per hari ini lah baru bisa hidup lancar. Belum tau kalau besoknya ya. Kita lihatlah nanti," ungkapnya.

"Aku punya cucu juga, perlu air buat masak, minum, nyuci baju apalagi anak bayi banyak bajunya. Enggak mungkin tidak dicuci. Solusinya ya jadi beli air galon sama nampung air hujan," sambungnya.

Plang penggalian drainase ruas di Jalan Punak, Sei Putih Timur I, Kota Medan. (Foto: PARBOABOA/Susanna Hutapea) 

Pasaribu mengingatkan PDAM untuk tidak bermain dengan tagihan PDAM, karena air yang mengalir ke warga juga tersendat.

"Sepertinya akan melonjak pembayaran di bulan ini. Sudah enggak ada air, beli galon, nanti dibebankan lagi meteran yang tidak jalan airnya. Jadi percepatlah perbaikan drainase, tolong supaya air ini bisa jalan seperti semula," pintanya.

Respons PDAM Tirtanadi Sumut

Menanggapi keluhan masyarakat Kota Medan, Kepala Bidang Publikasi dan Komunikasi PDAM Tirtanadi Sumatra Utara, Raja Robby mengakui banyak pipa yang rusak selama penggalian drainase. Akibatnya, aliran air ke rumah-rumah warga pun banyak yang terputus.

"Di masa penggalian saat ini mungkin pipa kita itu posisinya dekat bahu jalan. Sekarang pelebaran dari paret mengakibatkan pipa kita terputus," ungkapnya saat dihubungi PARBOABOA.

Tidak hanya itu, PDAM Tirtanadi akan bersiaga manakala ada warga yang pipa PDAMnya putus.

"Di lokasi drainase kita stand by kan di situ tukangnya atau yang dari cabang tetap stand by. Bagi warga yang susah mendapatkan air atau putus saluran airnya biasanya langsung kita sambungkan kembali," jelasnya.

Robby meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan warga.

"Cuma kalau memang membutuhkan mobil tangki, langsung telpon ke cabang pelayanan kami saja. Lapor ke cabangnya, biasanya di-stand by-kan mobil tangki," sambungnya.

Menanggapi aduan masyarakat yang tidak kunjung mendapat jawaban dari pihak PDAM, Robby mengatakan, hal tersebut terjadi karena banyaknya permintaan air dari warga dan terbatasnya armada tangki.

"Banyak pula daerah yang tidak bisa dilalui mobil tangki karena sempit. Seperti di Sei Agul dan Jalan Punak," katanya.

Sementara Kepala Bagian Jaringan PDAM Sei Agul, Antoni Marpaung mengatakan, telah menerima laporan terkait krisis air di Sei Putih Timur I.

"Memang tukang kita ada di sana lagi tahapan perbaikan pipa yang pecah. Pipa kita terkena u-ditch ini semua. Jadi saya minta bersabarlah dulu. Rekan kita setiap hari stand by di sana. Saat ini kita tangani tapi memang bertahap, mengingat situasi juga," pintanya.

Saat dihubungi PARBOABOA, Antoni juga mengimbau masyarakat bersabar akan situasi saat ini dan PDAM akan melakukan yang terbaik untuk pelanggannya.

"Jadi begini, kalau tangki air ke sana juga saya pikir enggak bisa masuk dengan kondisi galian. Terkait memang dampak daripada drainase ini, pipa kita pecah, perlu pemeliharaan, butuh waktu," ungkapnya.

PARBOABOA berupaya menghubungi Kepala Seksi Perencanaan Drainase di Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kota Medan, Jimmy Samosir.

Namun hingga saat ini, belum ada konfirmasi dari yang bersangkutan.

Editor : Kurniati

Tag : #pembangunan drainase    #pdam tirtanadi sumut    #daerah    #medan    #air pdam tersendat    #berita sumut   

BACA JUGA

BERITA TERBARU