parboaboa

Waspada QRIS Palsu di Lapak Pedagang Makanan, Lebih Baik Bertanya Sebelum Membayar

Sondang William | Daerah | 28-08-2023

Suwati Barokah (58), salah satu pedagang yang mengaku pernah ditempel stiker Quick Response Code Indonesian Standart (QRIS) di gerainya tanpa sepengtahuannya. (Foto: PARBOABOA/Sondang William)

PARBOABOA, Medan – Pedagang makanan di Kota Medan, Sumatra Utara diminta untuk berhati-hati dan selalu memperhatikan pembayaran dari konsumen menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Pasalnya, di beberapa gerai, ada oknum yang menempelkan QRIS tanpa sepengetahuan pemilik gerai.

Seperti yang dialami Suwati Barokah (58), penjual makanan di sekitar Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan ini mengaku warungnya pernah ditempel stiker QRIS.

"Ditempel dah lama, saya piker stiker biasa aja ternyata stikernya untuk transaksi pembayaran," ujarnya dengan logat Melayu Medan.

QRIS merupakan sebuah barcode standar yang berlaku secara nasional guna memfasilitasi pembayaran melalui dompet digital di Indonesia. QRIS sendiri mulai diluncurkan oleh Bank Indonesia pada 17 Agustus 2019.

Suwati mengakui stiker itu ditempel sekitar satu tahun yang lalu oleh seorang oknum yang mengaku dari salah satu Penyedia Jasa Sistem Pembayaran (PJSP).

"Ada datang katanya dari Shopee mau nempel stiker karena saya pikir stiker biasa saja, ya udah saya biarin," ungkapnya.

Suwati mengaku baru sadar setelah ada pembeli yang ingin membayar dagangannya menggunakan kode batang di QRIS tersebut.

"Awalnya saya kurang ngerti, jadi saya iyakan saja. Tiba-tiba pembeli menunjukkan kalau sudah dibayar. Saya bingung dong dibayar kemana? Rekening saja tidak punya," ungkapnya.

Bahkan, terkadang Sumiwati terpaksa mengikhlaskan dagangannya yang sudah dibayar pelanggan menggunakan QRIS.

"Saya sudah tua, saya gaptek (gagap teknologi) tidak mengerti yang seperti itu. Saya juga enggak mau ribut sama pelanggan. Jadi saya ikhlasin aja uangnya ntah dibayar kemana," katanya.

Suwati mengatakan karena tidak ada lagi stiker QRIS, banyak para pelanggannya yang tidak jadi membeli di warungnya.

"Pernah ada yang enggak jadi membeli karena enggak bisa. Saya bilang enggak bisa scan QRIS, pernah juga jadi terpaksa bayar dua kali pelanggannya," jelasnya.

Saat ini stiker QRIS tersebut sudah dicabut dari warung Sumiwati.

"Karena stiker itu jadi sering salah paham sama pelanggan, jadi saya cabut," ujarnya.

Sumiwati mengimbau pedagang lain lebih berhati-hati terutama kalau ada yang nempel stiker QRIS pada warung dagangannya.

"Terutama pemilik warung yang sudah tua, dilihat-lihatlah warungnya jangan sampai ada kerugian perkara stiker ini," kesalnya.

Sementara salah satu pelanggan warung Sumiwati, Getitona Matondang (21) membenarkan stiker QRIS sudah lama ditempel di warung tersebut.

Matondang mengingatkan konsumen agar selalu bertanya kepada pedagang sebelum membayar, termasuk pembayaran menggunakan QRIS.

"Biar terhindar dari bayar dua kali, ada baiknya selalu ditanyakan terlebih dahulu kepada penjaga atau pemilik warung, apalagi kalau pemiliknya sudah tua," imbuh dia.

Editor : Kurniati

Tag : #qris    #transaksi digital    #daerah    #pembayaran digital    #qris palsu    #berita sumut   

BACA JUGA

BERITA TERBARU