Apa itu Bioteknologi Konvensional? Berikut Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Produknya

Bioteknologi konvensional (Foto: Shutterstock)

PARBOABOA – Bioteknologi konvensional adalah bidang ilmu yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia.

Mengutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, cabang ilmu bioteknologi ini memanfaatkan makhluk hidup secara langsung dalam proses produksi untuk menghasilkan produk-produk yang berguna bagi kehidupan manusia.

Prinsip dasar bioteknologi konvensional adalah pemanfaatan mikroorganisme secara utuh dan langsung tanpa adanya proses rekayasa.

Biasanya, proses tersebut dilakukan dengan cara yang sederhana dan diproduksi dalam jumlah kecil atau terbatas. Cabang bioteknologi ini mengandalkan proses fermentasi untuk mendapatkan produk yang diinginkan.

Proses fermentasi juga menghasilkan senyawa asam dan gas. Perubahan sifat dan senyawa baru ini merupakan hasil dari proses bioteknologi.

Lantas, sebenarnya apa itu bioteknologi konvensional? Yuk, simak uraian selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Apa Itu Bioteknologi Konvensional?

Bioteknologi konvensional

Bioteknologi sederhana (Foto: Pixabay/Thomasbock)) 

Secara umum, pengertian bioteknologi konvensional adalah cabang ilmi bioteknologi yang memanfaatkan organisme secara langsung berupa bakteri, enzim, hingga fungi untuk menghasilkan produk yang bermanfaat lewat proses fermentasi.

Fermentasi merupakan proses produksi energi pada sel dalam kondisi tanpa oksigen atau anaerobik.

Dengan kata lain, kegiatan mikroba pada bahan-bahan pangan sehingga menghasilkan produk yang diinginkan.

Ciri-Ciri Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional

Bioteknologi sederhana (Foto: Pixabay/PublicDomainPictures)

Dalam prosesnya, bioteknologi jenis ini fokus pada seleksi alam mikroba untuk konservasi pangan. Berikut ini dijelaskan ciri ciri bioteknologi konvensional, di antaranya:

1. Pemanfaatan Metode Fermentasi

Salah satu ciri-ciri bioteknologi konvensional adalah pemanfaatan metode fermentasi. Seperti yang kita ketahui, fermentasi merupakan proses yang menghasilkan energi untuk mengurai senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana.

Proses fermentasi berlangsung dalam kondisi minim atau tanpa oksigen. Dengan melewati berbagai tahapan, dihasilkan produk bioteknologi tradisional berupa produk utama atau produk sampingan.

2. Dilakukan dengan Proses Sederhana

Menariknya, bioteknologi jenis ini bisa dilakukan dengan proses sederhana dan bahkan tanpa keterampilan khusus, sehingga siapapun bisa melakukannya

3. Dapat Menggunakan Alat Tradisional yang Sederhana

Proses pembuatan produk bioteknologi konvensional umumnya hanya melibatkan penggunaan peralatan sederhana sehari-hari seperti ember, panci gelas, toples, dan baskom.

Contohnya adalah dalam pembuatan yoghurt yang menggunakan alat sepeti panci, toples, alat pengaduk, dan baskom dalam prosesnya.

4. Cara Pembuatannya yang Sederhana

Selain peralatan, proses pengolahan bahan juga dilakukan dengan cara yang cukup mudah dan tidak terlalu rumit.

5. Memanfaatkan Mikroorganisme secara Langsung

Penggunaan bioteknologi ini ditandai oleh memanfaatkan bakteri atau mikroorganisme secara langsung dan utuh.

Berbeda dengan bioteknologi modern, mikroorganisme tersebut tidak mengalami modifikasi sebelum digunakan.

6. Tidak Diubah Secara Genetik

Ciri-ciri lainnya adalah tidak adanya modifikasi genetik. Metode ini tidak melibatkan rekayasa genetika seperti manipulasi gen dalam produksi produk.

Contoh Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional

Bioteknologi sederhana (Foto: Pixabay/Daria-Yakovleva)

Contoh produk bioteknologi konvensional sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Cuka

Bahan utama dalam pembuatan cuka adalah etanol yang dihasilkan melalui proses fermentasi anaerobik oleh ragi.

Melalui oksidasi etanol oleh bakteri asam asetat seperti Acetobacter dan Gluconobacter, etanol diubah menjadi asam asetat.

2. Nata de Coco

Siapa yang tidak menyukai hidangan yang kenyal dan menyegarkan ini? Nata de coco merupakan produk bioteknologi yang dihasilkan dari air kelapa yang difermentasi dengan bakteri Acetobacter xylinum.

3. Tape

Contoh bioteknologi konvensional berikutnya adalah tape. Tape merupakan salah satu makanan fermentasi yang paling populer.

Diproduksi dari singkong, tape melalui proses fermentasi alkohol dengan bantuan mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae.

4. Acar

Acar merupakan salah satu produk bioteknologi sederhana yang cukup mudah dibuat dan umum dijumpai.

Proses pembuatan acar melibatkan fermentasi sayuran dengan larutan cuka dan garam, serta bantuan mikroorganisme seperti Lactobacillus plantarum, Streptococcus, dan Pediococcus.

5. Mentega

Mentega juga menjadi salah satu produk bioteknologi yang umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Bahan yang satu ini berasa dari krim susu yang difermentasi dengan mikroorganisme Streptococcus lactis. Mentega memiliki perbedaan dengan margarin yang diolah dari minyak kelapa.

6. Tempe

Makanan favorit kita, yaitu tempe dibuat dari kedelai yang mengalami proses fermentasi oleh mikroorganisme jamur kapang, seperti Rhizopus sp.

7. Kecap

Kecap merupakan produk yang dihasilkan dari proses bioteknologi. Bahan dapur yang satu ini berasal dari kedelai hitam yang difermentasi dengan mikroorganisme Aspergillus wentii atau Aspergillus oryzae.

8. Keju

Contoh produk yang berikutnya adalah keju. Proses pembuatannya dimulai dengan susu yang difermentasi menggunakan bakteri Penicillium camemberti atau mikroorganisme lainnya.

9. Roti

Pembuatan roti melibatkan proses fermentasi yang dibantu oleh ragi atau khamir. Ragi adalah jenis jamur yang ditambahkan ke dalam adonan tepung untuk memulai proses fermentasi. Dalam proses ini, ragi akan menghasilkan gas karbondioksida dan alkohol.

Gas karbondioksida berperan dalam mengembangkan roti, sementara alkohol memberikan aroma dan rasa khas pada roti. Ketika adonan dimasukkan ke dalam oven, gas tersebut akan membuat adonan.

10. Oncom

Oncom merupakan makanan yang sangat terkenal di Jawa Barat. Oncom dibuat dari bungkil kedelai atau bungkil kacang dengan memanfaatkan jamur Neurospora sitophila.

Jamur ini dapat menghasilkan zat warna merah atau oren yang digunakan sebagai zat pewarna alami.

11. Yoghurt

Yoghurt merupakan produk olahan dari susu yang dihasilkan melalui fermentasi oleh bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus.

Melalui proses fermentasi ini, bakteri tersebut mengubah laktosa menjadi asam laktat serta memecahkan protein susu yang menyebabkan susu mengental. Sehingga, tekstur yoghurt menjadi asam dan kental.

12. Kultur Jaringan

Di bidang pertanian, bioteknologi sederhana ini juga digunakan dalam kultur jaringan. Kultur jaringan merupakan proses pembudidayaan suatu jaringan makhluk hidup menjadi individu baru yang memiliki sifat yang sama seperti induknya.

13. Hidroponik

Salah satu penerapan bioteknologi sederhana ini dalam bidang pertanian adalah hidroponik. Metode ini memungkinkan bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam.

Sebagai gantinya, teknik ini menggunakan pecahan genting, pasir kali, batu, kerikil, serabut kelapa, dan bahan lainnya.

Demikian penjelasan tentang bioteknologi konvensional, lengkap dengan pengertian, ciri-ciri, dan contoh produknya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Editor: Juni
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS